Dengan menyadari ketidakcukupan wahyu umum
oleh karena dosa manusia yang merusak, kita membutuhkan wahyu khusus Allah
untuk menuntun dan memulihkan manusia dari dosa. Untuk itulah Alkitab tiba
sebagai bentuk skema dari wahyu khusus.
![]() |
Ilustrasi Alkitab ©Foto Oleh Free-Photos dari Pixabay / Alkitab |
Wahyu khusus Allah sampai kepada manusia bukan
melalui informasi yang mengandalkan aspek intelektualitas semata. Namun wahyu
ini tiba sebagai ucapan (Firman) dan sebagai tindakan. Kita dapat mengetahui
fakta-fakta ini melalui Theofani dan mujizat, dan fakta-fakta ini hanya dapat
dijelaskan oleh Allah sendiri.
Atribut-atribut Alkitab
Kita bisa memahami Alkitab sebagai firman Allah dengan mempelajari doktrin Alkitab dan wahyu khusus sebagai satu kesatuan, Sehingga kita dapat melihat dengan jelas 4 aspek atribut yang saling terkait satu sama lain.
Keniscayaan
Keniscayaan ini harus diperhatikan dari sudut
pandang suatu pergumulan yang intens antara Allah dan iblis atas jiwa manusia.
Kita melihat bagaimana manusia berdosa yang pada dasarnya membenci Allah adalah
sekutu Iblis. Tidak bisa dilihat dari apa yang nampak dari permukaannya saja,
namun seluruh aspek hidup manusia akan terus melayani dosa dengan sendirinya.
Hak milik manusia dan dunia ini ada di tangan
Allah. Dimana prinsip Khusus ini (1) secara obyektif, melalui karya Kristus,
dan (2) secara subyektif melalui penerapan karya Kristus ini oleh Roh Kudus.
Maka wahyu Khusus Allah adalah niscaya agar
wahyu khusus ini;
1.
Bisa
bertahan dalam segala zaman;
2.
Bisa
menjangkau semua umat manusia;
3.
Bisa
ditawarkan kepada manusia secara obyektif, dan
4.
Bisa
memiliki kesaksian bagi kebenarannya dalam dirinya sendiri.
Otoritas
Fungsi otoritas ini menyangkut segala aspek pengetahuan dan kehidupan manusia. Wahyu ini menuntut manusia untuk menundukkan diri sepenuhnya dibawahnya dalam ketaatan dan kesetiaan. Ide mengenai keniscayaan dan otoritas saling berkaitan. Alkitab adalah Firman Allah, maka jelas Alkitab tentu memiliki otoritas dalam dirinya sendiri. Dan memang jika Alkitab memilikki otoritas Ilahi dalam dirinya, maka Alkitab bergantung pada hal apapun (selain Alkitab sendiri). Serta Alkitab menjadi hakim tertinggi dari segala ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia.
Kejelasan
Yang dimaksud dengan kejelasan ialah bahwa
dengan rasio dan akal budi manusia yang dituntun oleh Roh, kita dapat memahami
maksud dan inti dari hal-hal utama yang hendak disampaikan oleh firman Allah
itu sendiri. Kita juga perlu mempercayai pengakuan-pengakuan iman (confession
of faith), sebab Alkitab dengan jelas menjabarkan hal-hal tersebut. Pengakuan
Iman ini adalah bukti dari kejelasan Alkitab yang lahir dari konsensus para
bapa gereja sehingga melahirkan poin-poin utama yang fundamental dalam iman
Kristen kita, yang takluk dibawah otoritas Alkitab.
Kecukupan
Atribut keempat dari Alkitab adalah kecukupan. Hal ini tercakup di dalam keniscayaan, otoritas, dan kejelasan Alkitab. Kecukupan juga dapat diartikan bahwa dalam Alkitab telah tertulis segala yang harus kita ketahui dan yang kita butuhkan untuk memperoleh keselamatan. Maka kecukupan ini merupakan hal yang niscaya, sebagaimana kejelasannya, maka tidak dibutuhkan tambahan campuran penafsiran manusia berkenaan dengan wahyu khusus dari Allah ini.
Referensi :
G. I. Williamson, 2017, Pengakuan
Iman Westminster, Surabaya :
Momentum, Hlm. 11, 28-29
Cornelius van Til, 2017, Pengantar
Theologi Sistematik : Prolegomena Dan Doktrin Wahyu, Alkitab, dan Allah, Surabaya: Momentum, Hlm. 255- 261