Disini kita akan mempelajari berbagai perspektif terhadap Alkitab. Namun untuk memahami ini kami perlu memberikan penjelasan terlebih dahulu mana pandangan yang benar dan yang salah.
Pandangan yang salah dalam memahami Alkitab :
-
Alkitab
berisi Firman Allah (The Bible Contain the Word of God)
-
Alkitab
menjadi Firman Allah (The Bible Become the Word of God)
-
Alkitab
adalah Firman Allah Tetapi masih Terbuka terhadap Wahyu baru
-
Alkitab
bukan Firman Allah (The Bible is not the Word of God)
Pandangan yang benar mengenai Alkitab
:
-
Alkitab
adalah Firman Allah (The Bible is Word of God).
Pandangan yang Benar
Alkitab adalah Firman Allah (The Bible is Word of God).
Alkitab adalah Firman Allah karena seluruh bagiannya
telah diwahyukan dan diinspirasikan oleh Allah. Gereja harus selalu memegang
pendapat bahwa Alkitab adalah Firman Allah.
Otoritas Alkitab adalah suatu fakta yang objektif dan permanen yang
terletak pada kualitas inspirasi.
Hal ini berarti bahwa walaupun kitab-kitab ini
dihasilkan melalui agen manusia, Allah telah 1) Mengontrol sedemikian rupa
kejadian atau terjadinya, dan 2) mengesahkan sedemikian mutlak, sehingga setiap
kalimat dan setiap kata, baik dalam materi maupun bentuknya adalah
sungguh-sungguh Firman Allah yang disampaikan kepada kita.
Pandangan yang Salah
Alkitab Berisi Firman Allah (The Bible Contain the Word of God)
Pernyataan ini adalah pernyataan orang-orang
liberal, baik itu liberalisme dan neo-liberalisme. Pandangan ini sendiri
didasari oleh Adolf von Harnack, Rudolf Bultman. Bagi mereka Alkitab berisi
firman Allah tetapi sebagian tidak. Apa yang mereka tolak dari Alkitab? Berikut
yang mereka tolak :
- Mereka menolak hal-hal bersifat supranatural
- Meragukan kesejarahan kisah-kisah Alkitab.
- Mereka menolak bahwa Alkitab adalah sumber informasi objektif tentang Allah, serta pribadi dan kondisi manusia.
- Kristus bukanlah fakta sejarah yang sungguh-sungguh.
Alkitab Menjadi Firman Allah (The Bible Become the Word of God)
Pandangan ini adalah pandangan Neo-Ortodoks
yang dimulai dari Karl Barth. Dalam pandangan ini, Karl Barth membagi Firman
Allah ke dalam tiga aspek, yaitu Firman yang diberitakan (pemberitaan injil),
Firman Allah yang tertulis (Alkitab), dan Firman Allah yang dinyatakan (Yesus
Kristus). Sehingga Wahyu Sejati bagi
seorang Barth adalah Yesus Kristus.
Dalam pandangan ini, kebenaran firman Allah
dalam Alkitab bersifat subjektif. Artinya apakah Alkitab itu firman Allah atau
tidak, bergantung kepada pembacanya, apakah mereka mendengarkan suara Allah
dalam pembacaan tersebut atau tidak. Pandangan ini mirip dengan beberapa pengajaran
Karismatik.
Alkitab adalah Firman Allah Tetapi masih Terbuka terhadap Wahyu baru
Dalam golongan ini Wahyu baru (termasuk
mujizat, mimpi, dan penglihatan) kepada pendeta ataupun jemaat. Demikianlah
yang terjadi dalam golongan Karismatik meskipun mereka sering mengatakan back
to bible, sehingga masih ada wahyu baru yang menandingi Alkitab. Hal ini menjadikan
kebenaran Alkitab menjadi subjektif.
Diantaranya, Paulus tidak sukses mengajar
jemaat di Korintus maupun Athena karena tidak memberikan tanda mujizat. Bahkan
dalam mengajarkan Alkitab, golongan ini mengajarkan pengalaman jauh melebihi
Alkitab sebagai dasar utama iman dan praktik hidup.
Alkitab bukan Firman Allah (The Bible is not the Word of God)
Orang-orang atheis dan agama-agama /
kepercayaan diluar Kristen mengatakan bahwa Alkitab bukan Firman Allah.
Referensi :
Muriwali
Yanto Matalu, 2017, Dogmatika Kristen, Malang: GKKR, Hlm. -121- 127
Iris
V. Cully, 2019, Dinamika Pendidikan Kristen, Jakarta:
BPK Gunung Mulia, Hlm. 23
Jeffrey Khoo, 2019, Charismatism Q & A: Biblical Answers to Frequently Asked, Singapore : Far Eastern Bible College Press, Hlm. 14- 15
W. Gary Crampton, 2000, Verbum Dei : Alkitab : Firman Allah, Surabaya : Momentum, Hlm. 69 - 72