Wahyu khusus mutlak sangat penting diperlukan bagi keselamatan sebab wahyu umum tidak cukup untuk menyelamatkan manusia. Alam tidak mewahyukan penyingkapan diri Allah kepada manusia mengenai jalan hidup yang benar.
Tidak ada seorangpun apabila hanya berdasarkan pada wahyu umum yang ada saat ini, secara aktual dapat mengetahui Allah yang benar sebagai Pencipta. Manusia tidak mampu mengetahui Allah secara benar sebagai Juruselamat. Hal ini dikarenakan manusia telah jatuh ke dalam dosa, sehingga manusia akan terus memiliki kecenderungan hidup dalam kegelapan. Manusia menjadi budak dosa dan tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri, oleh sebab itu manusia memerlukan tuntunan dan bimbingan Allah yang ada di dalam wahyu khusus.
Keniscayaan Wahyu Khusus
Wahyu khusus adalah wahyu yang diberikan Allah secara khusus kepada manusia melalui cara-cara yang supranatural (non-alamiah). Yang di dalamnya meliputi segala fakta dan kebenaran mutlak yang dihubungkan dengan keselamatan manusia dari dosa, yakni doktrin Tritunggal, penciptaan, kemurtadan manusia, inkarnasi, hingga penebusan.[1]
Seperti halnya yang diungkapkan dalam Pengakuan Iman Westminster Bab 1 artikel 1. Menurut G. I Williamson dalam hal ini, ia mengajarkan bahwa Alkitab adalah niscaya (bersifat keharusan) untuk mendapatkan pengenalan akan Allah yang benar dan menyelamatkan. Dikarenakan penebusan yang disediakan oleh Allah hanya dinyatakan dalam Alkitab saja.[2]
Pembagian Wahyu Khusus
Vos membagi wahyu khusus menjadi dua bagian. Antara lain, sebagai berikut :
- Wahyu khusus sebelum penebusan (redemption special revelation). Pada saat wahyu ini diberikan, manusia belum jatuh ke dalam dosa sehingga belum membutuhkan penebusan. Biasa disebut “Perjanjian Kerja (the covenant of works).”
- Wahyu khusus penebusan (redemptive special revelation). Wahyu ini diberikan sesudah kejatuhan dalam dosa. Biasa disebut “Perjanjian Anugerah (the covenant of grace).”[3]
Aspek-Aspek Wahyu Khusus
Pada umumnya wahyu khusus dibedakan di dalam dua aspek, antara lain :
1. Alkitab
Alkitab adalah wahyu khusus yang sudah ditulis oleh para nabi dan rasul serta penulis-penulis lain yang menulis di bawah otoritas Allah Roh Kudus.
2. Penampakan Malakh YHWH di dalam Perjanjian Lama (Theofani)
Dalam Alkitab LAI dituliskan Malaikat TUHAN – dan inkarnasi Yesus Kristus di dalam Perjanjian Baru.[4]
Cara-Cara Wahyu Khusus
Beberapa cara wahyu khusus bisa diterima oleh manusia adalah sebagai berikut :
- Melalui theofani (angelofani, kristofani) atau secara harafiah “penampakan Allah”. Bagaimana Allah mendekati manusia dan manusia membutuhkan kedekatan pada Allah.
- Melalui nubuat. Allah harus muncul kembali bagi manusia sebagai Interpretor ultimat bagi manusia. Para nabi mengajar dan menubuatkan akan karya penebusan Allah, yaitu penggenapan dalam Kristus Yesus.
- Melalui mujizat. Bagaimana Allah bekerja di tengah alam semesta secara supranatural bagi keselamatan manusia.[5]
Referensi :
[1] Muriwali Yanto Matalu, 2017, Dogmatika Kristen, Malang: GKKR, Hlm. 118
[2] G. I. Williamson, 2017, Pengakuan Iman Westminster, Surabaya : Momentum, Hlm. 1
[3] Muriwali Yanto Matalu, 2017, Dogmatika Kristen, Malang: GKKR, Hlm. 118-119
[4] Muriwali Yanto Matalu, 2017, Dogmatika Kristen, Malang: GKKR, Hlm. 119
[5] Cornelius van Til, 2017, Pengantar Theologi Sistematik: Prolegomena dan Doktrin Wahyu, Alkitab, dan Allah, Surabaya : Momentum, Hlm. 235