Dosa jaman sekarang oleh banyak orang dan pemuka agama sudah tidak dianggap sebagai dosa lagi. Seperti halnya pemerkosaan, yang dahulu dianggap dosa dan sekarang seakan bukan dosa. Hal ini seperti pandangan subjektivisme etis yang menekankan kebenaran moral tergantung pada yang menilainya.[1] Orang jaman sekarang ini, mulai meninggalkan dan meniadakan kata dan konsep dosa. Bahkan banyak manusia menceraikan dari dasar-dasar teologi yang sehat.[2]
Akan tetapi hal tersebut adalah SALAH dan SERIUS UNTUK DILAWAN.
Mengapa KONSEP DOSA ini PENTING DI JAMAN SEKARANG?
KITA ADALAH MANUSIA BERDOSA DAN DALAM KEADAAN MATI !
Bukti-bukti bahwa manusia ada di dalam keberdosaan dan keadaannya yang mati, antara lain :
- Pertama, kita semua berbuat dosa. Bahkan dosa telah dilakukan oleh semua manusia, baik orang lain maupun diri sendiri.
- Kedua, keadaan mati dan berdosa pada kita juga muncul dalam kelalaian kita untuk melakukan apa yang baik (dosa kelalaian). Kita telah lalai melakukan apa yang dikehendaki Allah kepada kita.
- Ketiga, keadaan mati dan berdosa telah dibuktikan dengan tindakan kita yang melupakan Allah (dosa ketidakpercayaan). Sekarang manusia dapat melakukan segalanya tanpa Allah, manusia hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak mematuhi panggilan untuk kembali kepada Allah.[3]
PENDERITAAN - PENDERITAAN KITA ADALAH AKIBAT DOSA
Penderitaan-penderitaan dalam hidup sebagai akibat masuknya dosa ke dalam dunia juga tercakup dalam hukuman dosa. Bahkan dalam kematian secara rohani, fisik, maupun kematian kekal. Dosa membawa kekacauan dalam seluruh hidup manusia. Baik itu sakit penyakit, kenyamanan, persoalan, tekanan-tekanan, hilangnya sukacita hidup, tidak bisa melaksanakan tugas sepenuhnya, kehancuran kemampuan mental, konflik pemikiran, nafsu, dan keinginan yang terus menerus.[4]
KITA SEMUA INI BERDOSA !
- Pertama, Kita adalah Hamba dari Kehendak Kita (Bodgade of Will). Kehendak kita dikendalikan oleh Dosa. Dalam dosa asali yang menyebabkan kebutaan akan pengetahuan Allah dan mendatangkan kebodohan dan ketidakmampuan manusia pengetahuan yang benar tentang Allah. Secara kehendak / will, tidak ada seorangpun yang menginginkan Allah, percaya kepada Allah, tunduk menyembah Allah, apalagi mengasihi Allah.[5]
- Kedua, Kebobrokan Menyeluruh (Total Depravity). Kebodohan yang meliputi seluruh aspek natur manusia sejak Adam sehingga hakikat manusia disebut berdosa. Kebobrokan atau kejahatan itu telah terkandung dalam manusia dan telah meresap menyusup ke dalam seluruh keberadaannya.[6]
Pertanyaan Untuk Direnungkan :
- Mengapa kita manusia adalah Hamba dari dosa?
- Mengapa natur manusia secara total jatuh dalam dosa?
- Mengapa kita perlu keselamatan di dalam Kristus?
Referensi :
[1] Ed L. Miller, Questions That Matter: An Invitation to Philosophy, (New York: McGraw-Hill, 1996), Hlm 403
[2] Daniel Lucas Lukito, Pudarnya Konsep Dosa dalam Dunia Kekinian, (Malang : Literatur SAAT, 2019), Hlm. 13 - 16
[3] G. J. Baan, TULIP, (Surabaya : Momentum, 2009), Hlm. 20 - 21
[4] Louis Berkhof, Teologi Sistematika 2 : Doktrin Manusia, (Surabaya : Momentum, 2015), Hlm. 173
[5] Daniel Lucas Lukito, Pudarnya Konsep Dosa dalam Dunia Kekinian, (Malang : Literatur SAAT, 2019), Hlm. 146 - 149
[6] Ibid Hlm. 181