Salah satu tradisi di dalam Gereja Reformed yang membahas mengenai Ketekunan orang-orang kudus adalah di dalam Canons of Dort. Sebab tidak ada kredo protestan yang memiliki pernyataan yang lebih baik dan lebih lengkap mengenai doktrin ketekunan orang-orang sejati selain Canons of Dort (1618-19).[1]
![]() |
Canon of Dort © Canon of Dort oleh Ligonier |
Canons of Dort
Setidaknya pada Pasal Kelima Canon of Dort menjelaskan mengenai : Ketekunan orang-orang Kudus.
Dua artikel pertama (artikel pertama dan kelima) di dalam Pasal kelima adalah menjelaskan mengenai kecondongan orang-orang percaya untuk jatuh ke dalam dosa setiap hari dikarenakan kelemahan mereka.[2]
Artikel ketiga, menyatakan bahwa mereka yang telah mengalami konversi, jika dibiarkan pada sumber daya mereka sendiri, mereka tidak akan mampu bertahan di dalam anugerah Allah.[3]
Artikel keempat, menyatakan bahwa orang-orang yang percaya ini bisa jatuh di dalam dosa yang serius jika mereka tidak bersiaga dan berdoa.[4]
Artikel kelima sendiri mengklaim bahwa serangan-serangan yang ganas dari iblis mungkin kadang-kadang begitu deras sehingga mereka memandang diri mereka sebagai orang-orang yang ditolak, tanpa sedikitpun harapan akan anugerah. Tetapi dosa ini akan berlangsung sampai mereka berbalik oleh penyesalan sungguh-sungguh (pertobatan) dan wajah kebapaan Allah kembali menyinari mereka.[5]
Artikel keenam dengan tegas akan kasih Rahmat Allah yang begitu luar biasa di dalam kehidupan orang-orang percaya. Sehingga inilah ketekunan orang-orang kudus akan terjamin bahkan Roh Allah tidak akan meninggalkan orang-orang pilihan-Nya.
Artikel ketujuh menegaskan bahwa Allah secara pasti dan efektif akan memperbarui umat-Nya yang telah terjatuh ke dalam dosa yang serius itu kepada pertobatan melalui Firman dan Roh-Nya.
Artikel kedelapan sendiri menggarisbawahi fakta bahwa pemeliharaan atas umat Allah secara menyeluruh adalah disebabkan oleh anugerah Allah.[6]
Dalam artikel ke-sembilan dan sepuluh, umat Allah sendiri tidak hanya percaya percaya pada doktrin Ketekunan orang-orang Kudus, tetapi juga percaya pada pemenuhannya di dalam hidup mereka. Roh Allah menerapkan ke dalam hati mereka, dan oleh karena itu mereka dapat menerapkannya di dalam hati mereka sehingga mereka mewarisi hidup kekal di dalam pemeliharaan Roh Kudus.[7]
Artikel sebelas sendiri menunjukkan bukti-bukti di dalam Alkitab bahwa orang-orang harus berjuang melawan bermacam-macam kebimbangan dan Allah memberikan kepastian di dalam ketekunan mereka.
Dalam artikel ke dua belas dan tiga belas menjelaskan bahwa jaminan akan pemeliharaan Allah bukanlah kesempatan untuk hidup secara ceroboh dan longgar, melainkan merupakan intensif bagi kesalehan.[8]
Artikel keempat belas menjelaskan mengenai sakramen-sakramen, yakni perjamuan kudus dan baptisan hingga pekerjaan Allah di dalam diri orang percaya. Bagaimana caranya kita dapat melihat pekerjaan Allah di dalam diri orang percaya? Dengan mendengarkan, membaca, dan merenungkan Injil, nasihat-nasihat, serta ancaman-ancaman dan janji-janji Allah. Bahkan sakramen yang dipergunakan oleh Allah.[9]
Artikel kelima belas adalah kesimpulan dari Canons of Dort mengenai ketekunan orang-orang kudus bahwa ketekunan orang yang sungguh-sungguh percaya dan kudus dan tentang kepastian tentang ketekunan itu, telah dinyatakan Allah dengan berlimpah-limpah dengan Firman-Nya demi kemuliaan nama-Nya.[10]
Referensi :
Anthony A. Hoekema, Diselamatkan oleh Anugerah, (Surabaya : Momentum, 2017), 339 - 340
G. J. Baan, TULIP, (Surabaya : Momentum, 2009), 152, 162 - 163, 179, 188
---
[1] Anthony A. Hoekema, Diselamatkan oleh Anugerah, (Surabaya : Momentum, 2017), 339
[2] Ibid, 339
[3] Ibid, 339
[4] Ibid, 339
[5] G. J. Baan, TULIP, (Surabaya : Momentum, 2009), 162 - 163
[6] Anthony A. Hoekema, op cit, 340
[7] G. J. Baan, op cit, 152
[8] Anthony A. Hoekema, op cit, 340
[9] G. J. Baan, op cit, 179
[10] Ibid, op cit, 188