Nero Claudius Caesar Augustus Germanicus merupakan seorang kaisar yang lahir pada tanggal 15 Desember 37. Ia memerintah menjadi seorang Kaisar di Roma pada tahun 13 Oktober 54 – 9 Juni 68 M.
id.wikipedia.org |
Nero adalah salah satu kaisar yang memberikan catatan paling hitam di dalam sejarah Kristiani.[1] Kisah Nero sendiri yang paling dikenal adalah bagaimana ia menuduh orang Kristen di kalangan Roma dengan membuat sebuah alibi mutlak kepada umat Kristen tentang kebakaran Roma, dimana ia yang sebenarnya membakar Roma saat itu (18 Jul 64 M – 23 Jul 64 M). Dari musibah yang terjadi, ada banyak cerita Syahid yang terpaparkan baik itu dari uskup Katolik pada masa itu ataupun para Jemaat Kristen.
solopos.com |
Selain dari kasus mengkambing hitamkan umat Kristen, Kaisar Nero juga menyiksa umat Kristen dengan keji. Akibat tuduhan yang dijatuhkan kepada umat Kristen, hal tersebut berdampak kepada sebuah hukuman yang dimana hukuman tersebut sangat sadis, seperti membakar seseorang hidup-hidup, memasukkan seseorang ke kandang harimau, serta memenggal kepalanya. Paulus dan Petrus merupakan salah satu penginjil yang mati ditengah jaman Kaisar Nero dengan status Martyr.
chatoliclane.com |
Kisah tentang bagaimana ajaran Kekristenan dihajar habis di Roma pada abad ke-1 sendiri bermula bagaimana Kaisar Nero ingin membangun kembali Kota Roma agar terlihat Indah. Ia membawa rencana pembangunan ini ke rapat Senat Romawi, tetapi Senat Romawi menolak dan pada akhirnya Nero sendiri menyewa orang-orang Jahat untuk membakar Kota Roma dan membangunnya lagi. Tuduhan dari semua bencana yang terjadi pada saat itu dilampiaskan kepada Orang Kristen sehingga Orang kristen pada abad ke-1 itu sendiri benar benar tersiksa baik itu secara Lahiriah maupun Batiniah.[2]
Tetapi sedikit pemaparan versi lain bahwa menurut legenda pada saat itu, Kaisar Nero sedang bermain biola di tengah kebakaran Kota Roma. Pada akhirnya, tuduhan dijatuhkan kepada Kaisar Nero. Namun Kaisar Nero sendiri dengan Liciknya menuduh Orang Kristen pada masa itu sebagai pelaku dari semua kekacauan Kota Roma sendiri.[3]
Pada akhirnya, dampak dari semua yang terjadi membawa Gereja Katolik pada masa itu dengan sebuah pencerahan dimana Injil sendiri benar-benar harus dipertahankan dan mempunyai sebuah argumen untuk mencegah Gereja dari sekte dan pengaruh lain pada masa itu. Seperti Contoh adanya Apologet sesudah kematian Nero pada Tahun 68, dimana Apologet ini bertugas memberi pembelaan (Apologia) Untuk Gereja.[4]
Referensi :
[1] Dr. A. Tjatur Raharso, Dr. Paulinus Yan Olla dan Dr. Yustinus, Mengabdi Tuhan dan Mencintai Liyan: Penghayatan Agama Di Ruang Publik yang Plural, (Malang: STFT Widya Sasana, 2017), 237.
[2] Pdt. Esra Alfred Soru : “KAISAR NERO DAN KEBIADABANNYA”, https://youtu.be/Cr-FOHHe9Dk (Diakses pada 7 Desember 2020, Pukul 23.00)
[3] A. Kenneth Curtis, J Stephen Lang and Randy Petersen, The 100 Most Important Events in Christian History, (U.S.A: Barker Book House Company, 2001), 2.
[4] H. Berkhof dan I.H. Enklaar, Sejarah Gereja (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2019), 30.