Mengapa kita bisa beriman kepada Kristus dan taat melakukan apa yang dikehendaki-Nya? Mengapa kita bisa sangat bersyukur dan meletakkan fondasi pengharapan kehidupan kita dibawah salib-Nya? Apakah memang karena kita yang telah rusak oleh dosa ini memang sanggup untuk meresapi kebenaran Allah itu, atau ini adalah pekerjaan Roh Kudus sehingga Ia menyingkapkan keagungan kebenaran-Nya dan mengaruniakan iman kepada kita untuk percaya kepada Kristus?
![]() |
Berdoa Salah satu implikasi Kelahiran Baru © Foto oleh Himsan dari Pixabay / Berdoa |
Di suatu pagi yang subuh, Tuhan Yesus pernah bersabda kepada Nikodemus orang Farisi, bahwa setiap orang yang tidak dilahirkan kembali tidak akan memasuki Kerajaan Allah (Yohanes 3:3-8). Artinya, apabila seseorang itu tidak disingkapkan kebenaran dan dikuduskan oleh Roh, maka tidak mungkin orang itu bisa percaya dengan segenap hati. Sehingga, peristiwa lahir baru merupakan bagian integral yang tidak mungkin dipisahkan dari karya penyelamatan Allah dalam diri orang yang beriman. Melalui proses kelahiran baru inilah, manusia diarahkan kepada kebenaran dan dimampukan untuk menerima kebenaran Kristus secara sukarela, sehingga hal ini tidak bertentangan dengan kehendak bebasnya sendiri.
Sinode Dordrecht menguraikan hal ini dengan sangat baik “Akan tetapi, bilamana Allah melaksanakan perkenan-Nya itu di dalam orang pilihan, dan mengerjakan di dalam mereka pertobatan yang sejati, maka Dia telah membuat Injil diberitakan kepada mereka dan tidak hanya menerangi pikiran mereka oleh Roh sedemikian rupa, hingga mereka memahami dengan baik dan menilai hal-hal yang berasal dari Roh Kudus. Dia bahkan juga masuk sampai ke dalam batin manusia dengan keampuhan Roh Kudus yang sama itu, yang mengerjakan kelahiran kembali; hati yang tertutup dibuka-Nya, apa yang keras dilunakkan-Nya, kehendak yang tadinya mati dihidupkan-Nya, yang jahat dijadikan-Nya baik, yang tidak bersedia dijadikan-Nya bersedia, yang melawan dijadikan-Nya taat. Dia menggerakkan dan menguatkan kehendak sedemikian, hingga kehendak itu, seperti pohon yang baik, sanggup menghasilkan buah berupa perbuatan-perbuatan baik (Pasal Ajaran III-IV, Artikel 11, Dordrecht).”
Apabila Roh Kudus sudah berinisiatif untuk menjalankan peran-Nya dalam diri orang yang dipilih-Nya, maka tidak ada seorangpun atau apapun yang mampu menggagalkannya. Sebab anugerah khusus yang dikaruniakan-Nya ini akan menaklukkan hati, pikiran dan kehendak manusia sehingga orang yang dipilih-Nya secara otomatis pasti akan berusaha untuk semakin mati bagi dosa dan semakin hidup bagi Kristus. Sebab oleh Roh kita tahu, bahwa kita hanyalah hamba dosa yang layak binasa, namun kita dipilih dan dikasihi dengan kasih Bapa secara cuma-cuma. Puji Tuhan untuk kasih setia-Nya.
Sumber:
G J BAAN, TULIP, (Surabaya; Momentum, 2019), 124 - 126.