Senin, 07 Juni 2021

Manusia tidak Mampu Menolak Anugerah Allah

    Salah satu kaum kristen menyatakan bahwa Allah telah memilih manusia berdasarkan iman dan pekerjaan baik manusia yang sudah diketahui-Nya sebelumnya. Dalam hal ini, manusia melakukan berbagai perbuatan-perbuatan baik agar dirinya memperoleh hidup yang kekal.[1]

Salib
Manusia tidak Mampu Menolak
Anugerah Allah
© Foto Oleh Gerd Altmann dari Pixabay / Salib


    Tapi ajaran ini sendiri adalah salah karena dapat merusak kemahakuasaan Allah dan kehendak-Nya yang berdaulat. Dengan demikian manusia lebih berkuasa daripada Allah yang Mahakuasa. Bahkan menyalahi atribut-atribut Allah. Sehingga sangat tidak masuk akal.[2]

    Asal muasal pandangan ini dipengaruhi oleh kehendak bebas. Meskipun kodrat manusia dipengaruhi oleh kejatuhan, manusia belum ditinggalkan dalam keadaan tidak berdaya spiritual secara total. Sehingga dalam hal ini, Tuhan bermurah hati dan memampukan setiap orang berdosa untuk bertobat dan percaya. Namun kebebasan manusia tidak terganggu.[3]


Manusia Tidak Bisa Menolak Anugerah Allah

    Panggilan ini sendiri adalah pekerjaan Allah yang pemurah dan maha kuasa. Dengan anugerah dan kemurahan-Nya, Ia memanggil orang-orang berdosa kepada terang, dan kemahakuasaan-Nya memampukan-Nya berbuat demikian. Dan Jelas ini berasal daripada Allah sendiri (Yoh. 6:44, 65).[4]

    Selain panggilan umum lahiriah untuk keselamatan, yang dilakukan kepada setiap orang yang mendengar Injil, Roh Kudus menjangkau kepada orang-orang pilihan panggilan batiniah khusus yang pasti membawa mereka pada keselamatan. Panggilan eksternal (yang dibuat untuk semua tanpa perbedaan) dapat dan sering kali ditolak. Namun, panggilan internal (yang dilakukan hanya untuk yang terpilih) tidak dapat ditolak dan hal tersebut selalu menghasilkan pertobatan. Melalui panggilan khusus ini, Roh menarik orang-orang berdosa kepada Kristus dengan sangat spesial. Ia tidak bisa dibatasi dalam pekerjaan-Nya menerapkan keselamatan, bahkan oleh kehendak manusia sekalipun. Sebab Allah lebih berkuasa dari kehendak manusia.[5]

    Oleh sebab itu, Anugerah Allah tidak dapat ditolak oleh manusia. Di manapun Allah mengaruniakan anugerah-Nya, manusia tunduk terhadapnya, ia harus berlutut di hadapan Allah. Selanjutnya pekerjaan pertobatan akan mengikuti dengan sendirinya. Apabila Tuhan mulai bekerja di dalam kehidupan orang berdosa yang telah dipilihnya, pekerjaan anugerah akan diselesaikan-Nya (Fil. 1:6, Rm. 8: 28-30).[6]



Pertanyaan Renungan:

  • Apakah manusia bisa menolak Anugerah Allah yang begitu Mahakuasa dan Mahakasih?
  • Apakah dengan kehendak manusia, manusia bisa melawan anugerah Allah sedangkan Allah sendiri Mahakuasa lagi maha adil?








Referensi:

David N. Steele,  Curtis C. Thomas, dan S. Lance Quinn,  Five points of Calvinism,  (Phillipsburg, New Jersey: P&R Publishing,   2004), 5, 6, 7

G. J. Baan,  TULIP,  (Surabaya : Momentum,  2009),  94, 96, 97, 100 

-----

[1] G. J. Baan,  TULIP,  (Surabaya : Momentum,  2009),  96

[2] Ibid,  97

[3] David N. Steele,  Curtis C. Thomas, dan S. Lance Quinn,  Five points of Calvinism,  (Phillipsburg, New Jersey: P&R Publishing,   2004), 5 dan 6

[4] G. J. Baan, op cit, 94

[5] David N. Steele,  Curtis C. Thomas, dan S. Lance Quinn, op cit,  7

[6] G. J. Baan,  op cit,  100

Load comments