Jumat, 06 Agustus 2021

Pendidikan Kristen dan Penginjilan

Setelah kita membahas Pendidikan Kristen dan Kepentingan Bermisi, kita juga akan melanjutkan di dalam pembahasan Pendidikan Kristen dan Penginjilan. Dan kali ini lebih bersifat implikasi praktis dari Mandat Amanat Agung itu.

Gereja
Gereja memiliki Tugas dalam Pendidikan Kristen
© Foto oleh Pete Linforth dari Pixabay / Gereja
 

Mandat Amanat Agung

Amanat Agung merupakan amanat yang disampaikan Tuhan Yesus kepada murid-muridnya, dan juga semua orang percaya. Sebelum Kristus ke Surga.[1] Matius 28:19 - 20 berkata demikian :


"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."


Jadi waktu kita memikirkan mengenai pendidikan Kristen, kita berusaha membawa orang keluar dari kegelapan kepada terang Tuhan yang ajaib. Dan Kita berusaha dengan segala daya upaya yang diberikan Tuhan kepada kita dengan berkat dari Roh Kudus untuk boleh memimpin orang-orang yang baru lahir baru menjadi murid Tuhan. Tujuan akhirnya bukanlah supaya orang-orang tersebut menjadi murid kita, tetapi menjadi murid Tuhan Yesus Kristus.[2]


Penginjilan dalam Pendidikan Kristen

Perlu diingat bahwa tidak ada perbedaan yang tajam antara kedua tugas gereja, yakni penginjilan / pemberitaan dan pengajaran atau pendidikan Kristen. Sebaliknya kedua ini erat perhubungannya. Pemberitana dan pendidikan harus berjalan bersama-sama. Utusan Injil perlu menjelaskan apakah isi dan arti beritanya itu. Orang tak dapat percaya kepada Yesus Kristus, jikalau mereka belum mengerti tentang isi dan konsekuensi percaya itu. Mereka belum sanggup melayani Tuhan, jika mereka belum belajar tentang isi dan maksud pelayanan itu. Jadi pendidikan itu merupakan sebagian mutlak dari penginjilan.[3]


Tetapi juga sebaliknya. Pendidikan yang takluk kepada pimpinan Roh Tuhan dengan sendirinya akan bercorak penginjilan puola. Karena Pendidikan Kristen itu bukan berarti menyampaikan beberapa teori saja, atau menguraikan ajaran dan kesusilaan Kristen secara ilmu pengetahuan yang abstrak. Melainkan Pendidikan Kristen itu seharusnya bukan saja menuju otak dan akal para murid, tetapi juga seluruh alam perasaan dan kehendak mereka. Hendaknya Pendidikan Kristen itu penuh semangat penginjilan yang berapi-api, sehingga dapat diperalat oleh Tuhan untuk menobatkan dan membaharui hati sanubari, bahkan segenap hidup orang yang menerimanya.[4]


Kita ini ketiak dididik dan diajar di dalam Pendidikan Kristen, kita dididik dan diajar untuk menjadi murid Tuhan. Kalau murid Tuhan, maka materi pelajarannya apa? Kurikulumnya apa? Tuhan sudah membuat kurikulum yang luar biasa. Kurikulumnya adalah Alkitab. Maka kita menggunakan bahasa pendidikan formal, Alkitab menjadi buku teksnya. Buku teks yang agung.. Ini menjadi kitab yang suci.[5]


Pendidikan Kristen sangatlah berfokus pada bagaimana mendewasakan orang-orang yang lahir baru. Perintah Tuhan Yesus di dalam Amanat Agung menjadi kunci di mana di dalam Perjanjian Baru, orang-orang Kristen harus sadar bahwa ketika kita keluar dan pergi mengabarkan Injil, lalu orang percaya akan dibaptis, tugasnya belum selesai. Sam sekali belum selesai. Maka disini kita harus mengajar untuk menjadikan orang-orang dewasa. Dan ketika kita pergi, kita perlu mempersiapkan pengajar-pengajar yang siap untuk mengajar.[6] Demikian juga di dalam Pendidikan Kristen. Pendidikan Kristen harus berfokus untuk mendewasakan dan pengijilan juga.



Referensi :

E. G. Homrighausen dan I. H. Enklaar,  Pendidikan Agama Kristen,  (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2019), 180 - 181

Ferry Yang,  Pendidikan Kristen, (Surabaya: Momentum, 2021), 37, 38, dan 40

Khoe Yao Tung,  Filsafat Pendidikan Kristen, (Yogyakarta : Penerbit Andi, 2017), 268


----

[1] Khoe Yao Tung,  Filsafat Pendidikan Kristen, (Yogyakarta : Penerbit Andi, 2017), 268

[2] Ferry Yang,  Pendidikan Kristen, (Surabaya: Momentum, 2021), 37

[3] E. G. Homrighausen dan I. H. Enklaar,  Pendidikan Agama Kristen,  (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2019), 180-181

[4] Ibid, 181

[5] Ferry Yang,  Pendidikan Kristen, (Surabaya: Momentum, 2021), 38

[6] Ibid, 40

Load comments