Sabtu, 07 Agustus 2021

Tuhan Adalah Pencipta

Ahteis mengatakan bahwa Allah itu tidak ada. Seorang ateis, tentu saja, adalah seseorang yang tidak percaya pada jenis Tuhan apa pun. Bahkan Menurut pandangan Atheis, Tuhan sendiri tidak ada di dalam dunia. Atheis mengatakan bahwa Tuhan tidak ada di dalam dunia.[1]

Matahari Terbenam
Foto Matahari Terbenam
© Foto Oleh kordula vahle dari Pixabay / Matahari
 

Di dalam penyangkalan mutlak atas keberadaan Allah. Bahkan biasanya orang-orang ini menyangkali keberadaan Allah jauh lebih sungguh, yakni orang-orang atheis sungguhan dan atheis praktis. Seperti apa yang dituliskan di dalam Mazmur 10:4 bahwa “Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya. Mazmur 14:1 : “Orang bebal berkata dalam hatinya: "Tidak ada Allah." Busuk dan jijik perbuatan mereka, tidak ada yang berbuat baik.” Serta Paulus mengingatkan jemaat di Efesus bahwa keadaan mereka dulu adalah “tanpa Allah di dalam dunia. (Ef. 2:12).”[2]


Tuhan adalah Pencipta

Sekarang kita perlu menguji proposisi, “Tuhan Allah yang mahakuasa dan tidak terbatas menciptakan dunia yang terbatas.” Pertama, Jika Dia mahakuasa, maka secara logis kita harus mengatakan bahwa dia menciptakan dunia ini dengna cara menciptakan dari yang tidak ada (create out of nothing). Oleh sebab itu, jika Dia “tidak sanggu” melakukan hal ini, maka Dia tidak bisa disebut sebagia mahakuasa. Jadi sangat penting mengatakan bahwa Dia mahakuasa maka Dia dapat melakukannya.[3]


Kedua, Tuhan yang tidak terbatas (kekal) telah menciptakan dunia yang terbatas (tidak kekal). Ini adalah proposisi yang logis, karena jika dunia ini diciptakan oleh Yang Kekal, maka istilah “diciptakan” menunjuk kepada sebuah permulaan, sehingga dengan sendirinya menunjuk pada sebuah proses waktu. Karena dunia ini tidak kekal.[4]


Meskipun mereka menyatakan orang-orang ateis menggap pernyataan-pernyataan di atas adalah spekulatif dan belum tentu benar. Akan tetapi orang kristen menyatakan bahwa ini bukan spekulasi, melainkan fakta yang Tuhan nyatakan dalam Alkitab. Dan hal ini tidak cacat secara logika. Bahkan dalam teori-teori Atheis saja saling berkontradiksi.[5]


Sumber Referensi :

Louis Berkhof,  Teologi Sistematika 1 : Doktrin Allah,  (Surabaya : Momentum, 2021), 13 - 14

Muriwali Yanto Matalu,  Dogmatika Kristen,  (Malang: Gerekan Kebangunan Kristen Reformed, 2017), 308 - 309

Norman L. Geisler and Frank Turek, I Don’t Have Enough Faith to Be an Atheist,  (Wheaton, Illinois: Crossway Book, 2004),  22 - 23


---

[1] Norman L. Geisler and Frank Turek, I Don’t Have Enough Faith to Be an Atheist,  (Wheaton, Illinois: Crossway Book, 2004),  22 - 23

[2] Louis Berkhof,  Teologi Sistematika 1 : Doktrin Allah,  (Surabaya : Momentum, 2021), 13 - 14

[3] Muriwali Yanto Matalu,  Dogmatika Kristen,  (Malang: Gerekan Kebangunan Kristen Reformed, 2017), 308 - 309

[4] Ibid, 309

[5] Ibid, 309

Load comments