Setidaknya kita bisa memahami begitu luar biasanya persatuan mistis ini ketika kita pelajari dan imani. Persatuan mistis ini sangat penting karena persatuan Kristus dengan orang percaya. Akan tetapi yang paling penting dan puncak dari persatuan ini dan paling indah adalah kesadaran subjektif, yaitu tentang persatuan ini oleh pekerjaan Roh Kudus, dan aspek inilah yang secara natural menjadi latar depan soteriologi.[1]
Persatuan dalam Salib Kristus © Gambar oleh Pete Linforth dari Pixabay / Salib |
Berikut ini adalah ciri khas dari persatuan mistis / persatuan dalam Kristus ini :
- Persatuan ini bersifat organik. Kristus dan orang percaya membentuk satu tubuh. Sifat organik dari persatuan ini jelas diajarkan dalam ayat-ayat seperti Yoh. 15:5; 1 Kor. 6:15 -19; Ef. 1:22,23 ; 4:15,16 5:29,30. Dalam persatuan organik ini Kristus melayani orang percaya, dan orang percaya melayani Kristus. Setiap bagian dari tubuh ini saling melayani dan dilayani oleh bagian lain, dan masing-masing merupakan bagian dari keseluruhannya. Sehingga tidak dapat disingkirkan.[2]
- Persatuan ini bersifat vital. Dalam persatuan ini Kristus adalah prinsip vital dan yang mendominasi dari keseluruhan orang percaya. Hanyalah hidup Kristus yang tinggal dan menghidupkan orang percaya, sehingga, seperti dikatakan Paulus “Kristus terbentuk” dalam mereka, Gal. 4:19. Melaluinya Kristus menjadi prinsip formatif dari hidup mereka, dan memimpin di dalamnya menuju ke arah Allah. (Rom. 8:10; II Kor. 13:5; Gal. 4 :19, 20.[3]
- Persatuan ini Diperantarai oleh Roh Kudus. Roh Kudus dalam suatu kapasitas merupakan bagian dari penghargaan Sang Pengantara, dan dengan demikian dicurahkan pada hari Pentakosta bagi pembentukan Tubuh Tuhan Yesus secara Rohani. Melalui Roh Kudus, Kristus sekarang tinggal di dalam orang percaya, mempersatukan mereka dengan diri-Nya sendiri, dan menjadi mereka bersama dalam satu persatuan kudus.[4]
- Persatuan ini Mengandung Arti Tindakan resiprokal. Pertama-tama memang Kristus yang bertindak, mempersatukan orang percaya pada diri-Nya sendiri, dengan cara melahirbarukan mereka dan dengan demikian memberikan iman kepada mereka. Di pihak lain, orang percaya juga mempersatukan diri mereka dengan Kristus melalui suatu tindakan sadar karena iman, dan terus melanjutkan persatuan ini, di bawah pengaruh Roh Kudus, oleh tindakan iman yang terus menerus, Yoh. 14:23; 15:4,5; Gal. 2:20; Ef. 3:17.[5]
- Persatuan ini bersifat pribadi. Setiap orang percaya dipersatukan secara langsung dan pribadi kepada Kristus. Pernyataan bahwa hidup yang ada di dalam gereja melalui Kristus, mengalir dari gereja kepada orang percaya secara individu sebenarnya tidak Alkitabiah, bukan saja dalam pengertian sakramentarian, tetapi juga dalam bentuk panteisme (Roma, Schleiermacher, dan banyak teolog modern lainnya). Setiap orang berdosa yang dilahirbarukan secara langsung dihubungkan dengan Kristus dan menerima hidup mereka dari Dia. Alkitab selalu menekankan ikatan dengan Kristus,[6]
- Persatuan ini Mengubah. Melalui persatuan ini orang percaya diubah menjadi serupa dengan Kristus menurut natur manusiawi-Nya. Apa yang diakibatkan Kristus pada umat-Nya dalam satu pengertian merupakan replika atau reproduksi apa yang terjadi dalam diri-Nya. Orang percaya juga mempunyai bagian bersama dengan Tuhan mereka, Mat. 16:24; Rom. 6:5; Gal. 2:20; Kol. 1:24; 2:12; 3:1; 1 Pet. 4:13.[7]
Daftar Pustaka :
Louis Berkhof, Teologi Sistematika 4 : Doktrin Keselamatan, (Surabaya : Momentum, 2010), 84 - 86
----
[1] Louis Berkhof, Teologi Sistematika 4 : Doktrin Keselamatan, (Surabaya : Momentum, 2010), 84
[2] Ibid, 84
[3] Ibid, 84 - 85
[4] Ibid, 85
[5] Ibid, 85
[6] Ibid, 85
[7] Ibid, 86