Setidaknya kita bisa membaca dalam Roma 3:23 dan Roma 6:23. Disitu kita diingatkan dari Alkitab, yakni :
Roma 3:23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
Roma 6:23 Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Yesus Kristus © Gambar oleh Jeff Jacobs dari Pixabay / Christus |
Disini kita diingatkan bahwa setiap daripada kita telah jatuh di dalam Dosa. Semenjak kejatuhan manusia di dalam dosa (Kej. 3) dan banyak bukti alkitabiah tentang manusia yang penuh dengan dosa, kerusakan manusia merupakan bagian pokok dan penting dan terus menerus diulang dalam Alkitab.[1] Maka pokok tentang kejatuhan manusia di dalam dosa adalah hal terpenting, sekaligus tema keselamatan dan anugerah keselamatan Allah adalah tema yang penting dan saling terkait dalam ajaran dasar kekristenan.
Anugerah Allah Sangat Penting Mutlak
Setelah kita memiliki keyakinan yang kokoh dalam Allah dan jelas bahwa kerusakan dan dosa telah menjalar dalam kehidupan manusia. Maka kita perlu anugerah Allah yang berdaulat. Dimana kerusakan total manusia menunjukkan kepada kita bahwa anugerah Allah sangat penting dan datang dari sang Allah yang berdaulat. Karena bagaimanapun juga, kita semua telah berdosa. Tidak ada seorangpun yang mencari Allah. Sebenarnya, semua orang sama dihadapan Allah,yaitu jahat dan berdosa. Namun demikian, dari umat manusia yang terhilang ini, sebagian orang-orang berdosa dipilih untuk diselamatkan.[2]
Rencana Anugerah Allah
Untuk menyelamatkan sebagian umat manusia yang berdosa kepada sang Kristus. Kehidupan kekal ini adalah rencana anugerah Allah. Dan rencana anugerah Allah sendiri tercatat semua di dalam Injil. Dimana kemuliaan Injil sendiri adalah bahwa injil memenuhi kebutuhan kita. Injil datang kepada kita ketika kita berada di dalam dosa dan mulai memulihkan apa yang telah dikerjakan dengan salah di dalam hidup kita dan dengan demikian rupa dan gambar Allah dipulihkan.[3]
Alkitab menunjukkan dengan jelas dalam berbagai cara bahwa rencana Allah bagi kehidupan anak-anak-Nya mempunyai titik tertentu yang tetap. Untuk memahami dengan sepenuhnya apa yang telah Allah perbuat bagi kita di dalam Kristus, kita harus menyelidiki rencana keselamatan ini. Dan di dalam Kristus, kita bisa mengerti rencana keselamatan umat Allah ini.[4]
Rencana Keselamatan Itu Nyata
Rencana Keselamatan itu sendiri, Anugerah Allah yang sangat luar biasa itu telah tercatat di dalam Alkitab. Setidaknya ada tiga perikop penting yang mungkin kita dapat bahas ke depan, yakni Roma 8: 28 – 30, Efesus 1: 3 – 14, dan Yohanes 1:12 – 13. Dan di dalam Kristuslah, kita akan menerima segala berkat kehidupan Kristen. Kita dipilih di dalam Dia. Di dalam Dia kita dipredestinasikan untuk menjadi serupa dengan-Nya untuk menjadi serupa dengan-Nya. Di dalam Kristus kita dipanggil dan di dalam Dia kita dilahirkan kembali ke dalam hidup yang baru (1 Pet. 1:3). Bahkan di dalam Dia kita mempunyai iman, dan menerima Roh Kudus. DI dalam Dia kita mendapat hak istimewa untuk menjadi saudara-saudara dalam keluarga Allah. Di dalam Kristus kita dikuduskan (1Kor. 1:30).[5]
Hasil-Hasil Praktis dalam Kehidupan Sehari-Hari
Mengerti rencana dan anugerah Allah yang sangat luar biasa dan dan tidak hanya sekedar pengetahuan akademis. Dimana analisis ini sendiri harus memperkaya dalam kehidupan kita orang-orang beriman dan memperbesar penghargaan kita terhadap apa yang terjadi dengan diri kita sejak Kristus memerintah dalam kehidupan kita. Dan menunjukkan bukti dan pola kehidupan orang Kristen dan menguatkan tanda-tanda utama Kekristenan dalam kehidupan kita.[6]
Implikasi-implikasi apa yang harus kita miliki ketika kita menerima sang Kristus?[7] Berikut implikasi-implikasi yang kita terima :
- Pertama dan terpenting, membawa kita pada Kerendahan hati yang lebih dalam. Kerendahan hati bukan berarti merasa kecil dan tidak berguna. Kerendahan hati adalah merasa betapa besar dan mulianya Allah, dan kita melihat dari diri sendiri dan dalam terang itu. Kerendahan hati itu adalah anugerah.
- Kedua adalah keyakinan yang semakin pasti. Kurangnya keyakinan disebabkan karena kita terlalu sibuk melihat kepada diri sendiri, seperti perasaan rendah diri. Akan tetapi keyakinan kita terletak pada apa yang Allah kerjakan dalam rencana keselamatan-Nya untuk mengikat kita pada diri-Nya.
Daftar Pustaka :
G. J. Baan, TULIP, (Surabaya : Momentum, 2009), 1, 24 - 27
Sinclair B. Ferguson, Kehidupan Kristen, (Surabaya : Momentum, 2007), 21 – 25, 32 - 33
------
[1] G. J. Baan, TULIP, (Surabaya : Momentum, 2009), 1
[2] Ibid, 24 - 27
[3] Sinclair B. Ferguson, Kehidupan Kristen, (Surabaya : Momentum, 2007), 21
[4] Ibid, 24 - 25
[5] Ibid, 32
[6] Ibid, 32
[7] Ibid, 32 - 33