Pada tahun 1415 sebelum dieksekusi, Jan Huss pernah berkata, “Kamu sekarang dapat membakar seekor angsa, tapi dalam 100 tahun anda akan mendapati angsa yang tak dapat anda bakar maupun rebus!ˮ.
Latar Belakang
Pada hari ini (31 Oktober), 503 tahun yang lalu adalah peristiwa Reformasi Gereja yang diprakarsai oleh Martin Luther, seorang biarawan Agustinian yang ditandai dengan pemakuan 95 tesis yang melawan doktrin Gereja Katolik yang salah di pintu Gereja Wittenberg.
Hal ini dilatarbelakangi oleh penyimpangan Gereja Katolik seperti Indulgensi, keselamatan dengan perbuatan baik dan sakramen, dan lain-lain. Yang mana hal tersebut bertentangan dengan Alkitab, sehingga Martin Luther dan para Reformator lainnya baik sebelum maupun sesudahnya terus berupaya untuk mereformasi gereja.
Tujuan Reformasi
Tujuan dari Reformasi Gereja hanya untuk mereformasi bukan memisahkan diri dimana para Reformator berusaha mengajak seluruh orang percaya untuk kembali kepada Alkitab. Bahkan Luther sendiri siap menarik pernyataannya apabila ditunjukkan kesalahannya menurut Alkitab. Motto yang berbunyi dari gerakan ini adalah “Ecclesia Reformata Semper Reformada Secundum Verbum Deiˮ yang berarti Gereja harus terus mereformasikan dan menundukkan dirinya sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.
Dari sini kita dapat mempelajari teladan dan semangat dari Reformasi, yanki :
- Berusaha memahami Iman yang murni bersumberkan Alkitab, bergumul di tengah-tengah konteks kebudayaan dan kebutuhan masyarakat Indonesia masa kini dan mendatang, sehingga isinya dapat berkesinambungan dengan tradisi gereja dari abad ke abad, namun tetap kontekstual dan kontemporer.
- Keberanian untuk menyatakan mana yang benar dan mana yang salah berdasarkan Firman Tuhan dan siap untuk dikritik dan terus menerus belajar menjadi lebih baik.
- Memiliki semangat dalam pengabaran Firman Tuhan dan pengajaran Firman Tuhan yang sehat.
Referensi :
Georgy Timoty, 2018, Theologi para Reformator, Surabaya: Momentum
Meeter Henry H., 2014, Pandangan-Pandangan Dasar Calvinisme, Surabaya: Momentum
Dr Albert Freudt, History of Modern Christianity
Paul Hidayat, 2002, Menerbangi Terowongan Cahaya, Jakarta: PPA