Dalam Serial Logika kali ini, kita akan belajar secara sederhana untuk mendapatkan pengetahuan yang benar, yakni melalui metode induksi dan metode deduksi.
![]() |
Otak dan Proses berpikir © ElisaRiva dari Pixabay / Berpikir |
Metode Induksi
Induksi adalah cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat individual. Penalaran ini dimulai dari kenyataan-kenyataan yang bersifat khusus dan terbatas diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Argumen induksi digunakan sepanjang waktu dalam eksperimen ilmiah.
Contoh :
Premis 1 : Besi dipanaskan memuai
Premis 2 : Seng dipanaskan memuai
Premis 3 : Emas dipanaskan memuai
Premis 4 : Timah dipanaskan memuai
Premis 5 : Platina dipanaskan memuai
Jadi : Semua logam jika dipanaskan memuai
Cara penalaran ini mempunyai dua keuntungan. Pertama, kita dapat berpikir secara ekonomis. Kita mendapatkan pengetahuan secara umum dan tidak sekedar kasus yang menjadi dasar pemikiran kita. Kedua, pernyataan yang dihasilkan melalui cara berpikir induksi tadi memungkinkan proses penalaran selanjutnya, baik secara induktif maupun deduktif.
Metode Deduksi
Deduksi adalah kegiatan berpikir kebalikan dari penalaran induksi. Deduksi adalah cara berpikir dari pernyataan yang bersifat umum, menuju kesimpulan yang bersifat khusus. Silogisme adalah bentuk argumen deduktif, karena kesimpulannya diambil dari premis.
Contoh :
Semua logam bila dipanaskan, memuai
Tembaga adalah logam
Jika tembaga bila dipanaskan, memuai
Keuntungan penalaran deduktif akan mendapatkan pengetahuan yang terpercaya. Antara deduksi maupun induksi memiliki hubungan yang sangat erat. Mula-mula orang menggunakan penalaran induktif untuk mendapatkan pernyataan umum sedangkan dari pernyataan umum menjadi dasar pemikiran deduksi.
Perbedaan Deduktif dan Induktif
Perbedaan Pertama
Deduktif dan induktif berbeda dalam hal kepastian kesimpulan. Argumen deduktif menyiratkan kesimpulannya dengan pasti sedangkan argumen induktif tidak.
Ketika kita mempertimbangkan argumen deduktif yang valid, jika kita tahu premisnya benar, maka kita tahu pasti bahwa kesimpulannya benar.
Sebaliknya, penalaran induktif menghasilkan kesimpulan yang hanya kemungkinan-kemungkinan dan mengikuti kebenaran di premis. Kesimpulan tidak mengikuti tanpa gagal hanya dari kebenaran premis. Jadi, dalam kasus penalaran induktif, kesimpulan selalu kurang pasti.
Perbedaan Kedua
Argumen deduktif bergerak dari proposisi umum di dalam premis kepada proposisi umum di dalam kesimpulan. Atau mungkin proposisi umum ditambah dengan proposisi khusus untuk mendapatkan kesimpulan khusus.
Premis 1: Semua kucing adalah mamalia. [proposisi umum]
Premis 2: Felix adalah seekor kucing. [proposisi khusus]
Kesimpulan: Felix adalah mamalia. [proposisi khusus]
Argumen induktif sendiri bergerak dari proposisi khusus seperti “Angsa 1 berwarna putih” di dalam premis dan bergerak kepada proposisi umum seperti “Semua angka berwarna putih” di dalam kesimpulan.
Sumber :
Mundiri, Logika, (Jakarta : Rajawali Pers, 2014), 13 – 14
Vern Poythress, Logic: A God-Centered Approach to the Foundation of Western Thought, (Wheaton, Illinois : Crossway, 2013), 51 - 52