Sabtu, 12 Juni 2021

Metode Induksi dan Metode Deduksi dalam Logika

    Dalam Serial Logika kali ini, kita akan belajar secara sederhana untuk mendapatkan pengetahuan yang benar, yakni melalui metode induksi dan metode deduksi.

Otak
Otak dan Proses berpikir
© ElisaRiva dari Pixabay / Berpikir

Metode Induksi

    Induksi adalah cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat individual. Penalaran ini dimulai dari kenyataan-kenyataan yang bersifat khusus dan terbatas diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Argumen induksi digunakan sepanjang waktu dalam eksperimen ilmiah.


Contoh :

    Premis 1 : Besi dipanaskan memuai

    Premis 2 : Seng dipanaskan memuai

    Premis 3 : Emas dipanaskan memuai

    Premis 4 : Timah dipanaskan memuai

    Premis 5 : Platina dipanaskan memuai

    Jadi : Semua logam jika dipanaskan memuai


    Cara penalaran ini mempunyai dua keuntungan. Pertama, kita dapat berpikir secara ekonomis. Kita mendapatkan pengetahuan secara umum dan tidak sekedar kasus yang menjadi dasar pemikiran kita. Kedua, pernyataan yang dihasilkan melalui cara berpikir induksi tadi memungkinkan proses penalaran selanjutnya, baik secara induktif maupun deduktif.


Metode Deduksi

    Deduksi adalah kegiatan berpikir kebalikan dari penalaran induksi. Deduksi adalah cara berpikir dari pernyataan yang bersifat umum, menuju kesimpulan yang bersifat khusus. Silogisme adalah bentuk argumen deduktif, karena kesimpulannya diambil dari premis.


Contoh :

    Semua logam bila dipanaskan, memuai

    Tembaga adalah logam

    Jika tembaga bila dipanaskan, memuai


    Keuntungan penalaran deduktif akan mendapatkan pengetahuan yang terpercaya. Antara deduksi maupun induksi memiliki hubungan yang sangat erat. Mula-mula orang menggunakan penalaran induktif untuk mendapatkan pernyataan umum sedangkan dari pernyataan umum menjadi dasar pemikiran deduksi.


Perbedaan Deduktif dan Induktif

Perbedaan Pertama

    Deduktif dan induktif berbeda dalam hal kepastian kesimpulan. Argumen deduktif menyiratkan kesimpulannya dengan pasti sedangkan argumen induktif tidak.


    Ketika kita mempertimbangkan argumen deduktif yang valid, jika kita tahu premisnya benar, maka kita tahu pasti bahwa kesimpulannya benar.


    Sebaliknya, penalaran induktif menghasilkan kesimpulan yang hanya kemungkinan-kemungkinan dan mengikuti kebenaran di premis. Kesimpulan tidak mengikuti tanpa gagal hanya dari kebenaran premis. Jadi, dalam kasus penalaran induktif, kesimpulan selalu kurang pasti.


Perbedaan Kedua

    Argumen deduktif bergerak dari proposisi umum di dalam premis kepada proposisi umum di dalam kesimpulan. Atau mungkin proposisi umum ditambah dengan proposisi khusus untuk mendapatkan kesimpulan khusus.


    Premis 1: Semua kucing adalah mamalia. [proposisi umum]

    Premis 2: Felix adalah seekor kucing. [proposisi khusus]

    Kesimpulan: Felix adalah mamalia. [proposisi khusus]


    Argumen induktif sendiri bergerak dari proposisi khusus seperti “Angsa 1 berwarna putih” di dalam premis dan bergerak kepada proposisi umum seperti “Semua angka berwarna putih” di dalam kesimpulan.







Sumber :

Mundiri,  Logika,  (Jakarta : Rajawali Pers,  2014), 13 – 14

Vern Poythress,  Logic: A God-Centered Approach to the Foundation of Western Thought,  (Wheaton, Illinois : Crossway, 2013), 51 - 52

Load comments