Kamis, 05 Mei 2022

Iman - Pengertian Iman Secara Umum

Iman

Setelah kita membahas mengenai konversi yang merupakan isinya iman dan pertobatan. Di dalam konversi kita sudah membahas dua elemen penting di dalam konversi adalah iman dan pertobatan. Dan dua bagian aspek elemen ini, yakni iman dan pertobatan. Dalam hal ini, kita akan membahas secara spesifik mengenai Iman, khususnya peran iman di dalam soteriologi.

Cross
Salib dan Ketaatan / Iman
Foto oleh Gerd Altmann dari Pixabay / Cross
  

Namun untuk mempelajari iman secara soteriologis ini sendiri, alangkah baiknya kita mempelajari pengertian iman secara umum terlebih dahulu sampai ke dalam pengertian mendalam. Dalam hal ini, kita perlu berhati-hati untuk memahami iman dalam pengertian umum dan kita akan berusaha untuk menolaknya.

 

Pengertian Iman Secara Umum

Iman ini merupakan inti dari kehidupan umat Allah baik di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian baru. Bahkan dasar dari ini. kita bisa melihat hawa di Kejadian 3:15 sebagai titik permulaan, maka kita segera melihat bahwa wahyu pertama dalam kovenan anugerah ini menuntut tanggapan iman dari umat Allah. Oleh sebab itu, iman ini sangat penting di dalam kehidupan orang-orang percaya.[1]

 

Pengertian iman secara umum adalah mempercayakan diri sepenuhnya kepada suatu objek walaupun objek tersebut tidak kelihatan dan belum terbukti melalui pembuktian empiris. Bahkan penulis Ibrani sendiri sangat tegas bahwa iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr. 11:1).[2] Sehingga iman memiliki pengertian umum dan pengertian yang umum ini sendiri perlu kita definisikan secara umum.

 

Setidaknya pengertian iman sendiri tidak hanya eksklusif di dalam pengertian yang religius. Bahkan bagian-bagian yang non-religius sendiri dan umum juga memiliki arti kata iman ini. Setidaknya kita bisa asumsikan sebagai berikut dan perlu berhati-hati :

  1. Iman sebagai sesuatu yang sedikit lebih dari pendapat biasa.  Kata “Iman” sendiri kadang-kadang pengertian lebih longgar dan populer untuk menunjukkan suatu bujukan akan kebenaran yang lebih kuat daripada pendapat biasa, tetapi lebih lemah daripada pengetahuan. Bahkan menurut pengetahuan dan ahli filsafat, iman ini jauh lebih rendah kedudukannya.[3]
  2. Iman sebagai kepastian Langsung. Dalam hubungan dengan Ilmu pengetahuan, iman sering disebut sebagai kepastian langsung. Dalam hal kedua ini, iman sendiri dianggap secara eksklusif dianggap sebagai kegiatan dari intelektual.[4]
  3. Iman dalam keyakinan berdasarkan kesaksian dan kepercayaan. Dalam pembicaraan umum, kata “iman” sering dipakai untuk menunjukkan keyakinan bahwa kesaksian dari yang lain itu benar, dan apa yang dijanjikannya akan dilakukan kepercayaan yang hanya berdasarkan kebaikan yang sudah dipercaya dalam diri orang tersebut. Kepercayaan itu merupakan sebuah penerimaan dari apa yang sudah dikatakan oleh orang lain berdasarkan rasa percaya yang dimilikinya.[5]
  4. Sehingga pengertian lebih sederhana, dalam ranah pengetahuan sampai filsafat, Iman adalah hal yang hanya dalam pengertian yang lebih dari sekedar masalah intelektual saja.[6]
  5. Iman yang umum ini lebih kepada pengertian Skolastik. Setidaknya iman dalam pengertian skolastik sebagai berikut : (a) iman selalu merupakan suatu tindakan pikiran; (b) Dengan persetujuan demikian kepada kebenaran Allah, maka umat manusia bekerja sama dengan anugerah Allah; (c) Akan tetapi iman ini, sendiri sebagai fides informis (bukan iman yang mendapatkan pengetahuan), tetapi iman yang belum terbentuk dan belumlah cukup untuk pembenaran; (d) Kepada iman harus ditambahkan kasih, Iman yang dibentuk oleh kasih.(e) seorang percaya yang awam tidak memahami semua artikel dan kebenaran yang dikemukakan gereja, dan menerima iman yang menyetujui saja. (f) dan iman yang ini tidak membawa orang percaya mendapatkan keyakinan yang mutlak akan keselamatan pribadinya, dan iman semacam ini hanyalah dugaan semata.[7]

 

Sehingga iman yang dalam pengertian yang lebih umum bukanlah iman yang menyelamatkan dalam kehidupan kita. Bagaimana iman yang menyelamatkan dalam kehidupan manusia? Iman seperti apakah itu?

 

Sumber Referensi :

Anthony A. Hoekema,  Diselamatkan oleh Anugerah, (Surabaya : Momentum, 2017), 178, 184

Louis Berkhof, Teologi Sistematika 4 : Doktrin Keselamatan, (Surabaya : Momentum, 2010), 196

Muriwali Yanto Matalu, Dogmatika Kristen, (Malang : Gerakan Kebangunan Kristen Reformed, 2017), 710

 


----

[1] Anthony A. Hoekema,  Diselamatkan oleh Anugerah, (Surabaya : Momentum, 2017), 178

[2] Muriwali Yanto Matalu, Dogmatika Kristen, (Malang : Gerakan Kebangunan Kristen Reformed, 2017), 710

[3] Louis Berkhof, Teologi Sistematika 4 : Doktrin Keselamatan, (Surabaya : Momentum, 2010), 196

[4] Ibid, 196

[5] Ibid, 196

[6] Ibid,  196

[7] Anthony A. Hoekema,  Diselamatkan oleh Anugerah, (Surabaya : Momentum, 2017), 184

Load comments