Jika Anak diperanakan secara kekal oleh Bapa, maka Roh Kudus keluar
secara kekal dari Bapa dan Anak. Biasanya ini disebut dengan eternal
procession, yaitu “penghembusan,” yang dalam bahasa inggris disebut spiration
atau outbreathing.[1] Herman Bavinck menulis dalam bukunya bahwa Roh Kudus keluar dari
Allah Bapa dan Anak. Dikatakan bahwa Roh yang diberikan oleh Allah atau
Kristus (Bil. 11:29; Neh. 9:20; Yes 42:1; Yeh 36:27; Yoh 3:34; 1 Yoh 3:24;
4:13), dikirim atau diutus (Maz. 104:30; Yoh. 14:26; 15:26; 16:7; Gal.
4:6; Why. 5:6), dicurahkan (Yes. 32:15; 44:3; Yoel 2:28-29; Zak. 12:10;
Kis. 2:17-18), turun dari Allah (Mat. 3:16), ditaruh di
tengah-tengah Israel (Yes. 63:11; Hag. 2:5), atau ditaruh atas seseorang
(Mat. 12:18), atau dihembuskan kepada orang-orang (Yoh. 20:22), dan
seterusnya.[2]
Charles Hodge menulis bagaimana relasi/hubungan
antara Roh Kudus dengan kedua Pribadi Ilahi lainnya secara sederhana dalam 4
alasan, antara lain:
- Roh Kudus memiliki substansi yang
sama dan setara dalam Keilahian dan kemuliaan.
- Ia berada di dalam Bapa dan
Anak, sehubungan dengan cara hidup dan operasi-Nya, sebagaimana Ia dikatakan oleh
Bapa dan Anak; Dia diutus oleh Bapa dan Anak, serta Bapa dan Anak berkarya
melalui Dia.
- Dia memiliki hubungan yang sama
dengan Bapa seperti dengan Anak; sebagaimana Dia dikatakan sebagai salah satu
dari yang lain, dan Dia dicurahkan oleh Anak dan Bapa.
- Hubungan kekal-Nya dengan Pribadi-pribadi lain dalam Tritunggal ditunjukkan oleh sabda Roh, dengan dikatakan bahwa Dia adalah ἐκ τοῖ θεοῦ, (ad extra) keluar dari Allah, yaitu Tuhan sang Sumber dari mana Roh membimbing umat tebusan Allah.[3]
Dengan
indah Bavinck membahas mengenai relasi Roh Kudus dengan Bapa dan Anak.
Sebagaimana Kristus dihubungkan kepada Bapa, maka Roh Kudus dihubungkan kepada
Kristus. Sama seperti Kristus tidak melakukan apa-apa dan tidak mengatakan
mengenai diri-Nya sendiri, namun menerima segala sesuatu dari Bapa (Yoh. 5:26;
16:15). Maka demikian juga Roh Kudus menerima segala sesuatu dari Kristus (Yoh.
16:13-14). Anak menyaksikan dan mempermuliakan Bapa (Yoh. 1:18; 17:4, 6),
demikianlah juga Roh Kudus yang menyaksikan dan mempermuliakan Anak (Yoh.
15:26; 16:14). Sebagaimanapun seseorang tidak dapat datang kepada Bapa tanpa
Anak (Mat. 11:27; Yoh. 14:6), demikian tak seorangpun dapat datang kepada Tuhan
Yesus tanpa Roh Kudus (1 Kor 12:3). [4]
Referensi :
[1] Muriwali Yanto
Matalu, 2017, Dogmatika Kristen, Malang : GKKR, Hlm. 577
[2] Herman Bavinck, 2011, Reformed
Dogmatics Abdridged in One Volume,
Grand Rapids, Michigan : Baker Academic,
Hlm. 222. Dapat dipelajari lebih lanjut dalam Reformed Dogmatics volume
2 : God and Creation karya Herman Bavinck.
[3] Charles Hodge, 2005, Systematic Theology - Volume I, Grand Rapids, Michigan : Christian Classics Ethereal Library, Hlm. 396
[4] Herman Bavinck, 2004, Reformed Dogmatics Vol.2 : God and Creation, Grand Rapids, Michigan : Baker Academic, Hlm. 360-361