Selasa, 23 Maret 2021

Sistematika Filsafat

 Bahasan tentang filsafat terbagi menjadi tiga kategori, antara lain sebagai berikut :

1. Metafisika

        Metafisika berkaitan dengan sifat-sifat hakiki “sesuatu yang benar-benar nyata.” Metafisika berkatian dengan pertanyaan “what is the ultimate reality”. Dalam metafisika Kristen, ultimate reality adalah Tuhan. Aspek-aspek metafisika dibagi dalam empat cabang, antara lain :

a) Aspek kosmologi mencakup studi mengenai teori-teori tentang asal dari sesuatu, sifat dan perkembangan dari alam semesta sebagai sistem yang teratur.

b) Aspek teologi mencakup studi religius yang berkaitan dengan Tuhan. Dalam pandangan Kristen, metafisika mencakup dua lapisan yakni : 

  • Created universe, yaitu ciptaan yang terbatas, menempati, ruang, tergantung, tidak tetap. 
  • Uncreated being of God, yaitu tidak terbatas, kekal, berada dengan sendirinya, self-sufficient, dan tidak diciptakan.
c) Aspek antropologis, berkaitan dengan studi tentang manusia. 
d) Aspek ontologis, merupakan ilmu yang mempelajari sifat dari eksistensi (keberadaan) atau maknanya bagi apa pun yang ada.

Untuk memahami metafisika kristen ada dua kategori, yakni :
  • Memahami natural realitas dari pernyataan umum, “alam semesta yang terbatas” menyatakan ketidakterbatasan penciptan.  Created universe (terbatas, temporal, tidak permanen) diciptakan dari uncreated being of God (tidak terbatas, kekal, dan self-existent).
  • Penyataan Wahyu Allah. Wahyu Allah merupakan ultimate reality. Wahyu umum memberikan kerangka kerja yang memadai untuk memandang kesulitan dari eksistensi manusia.

2. Epistemologi

        Epistemologi berkaitan dengan pengetahuan akan kebenaran, hal yang kita ketahui dan cara kita dapat mengetahuinya. Epistemologi berkaitan dengan pertanyaan “What is the nature of knowledge?”. Pertanyaan tentang epistemologi bertujuan untuk menjawab kebenaran berkaitan dengan apakah kebenaran itu sesuatu yang relatif atau mutlak.

Sumber-sumber kebenaran dalam Epistemologi adalah sebagai berikut :

  • Tuhan dan Alkitab, merupakan pemwahyuan dari pencipta dan bersifat mutlak. Sumber pengetahuan yang berasal dari Alkitab menyatakan bagaimana keberadaan kita dan bagaimana kita ada melalui proses penciptaan. Pengetahuan yang benar tidak akan bertentangan dengan firman Tuhan, dan berlaku dalam kehidupan kita.
  • Panca indra (senses) merupakan sumber pengetahuan yang di dapat secara empiris dan pengalaman yang didapat dengan interaksi indera. 
  • Rasio (reason) merupakan pengetahuan yang didapat dari rasio, pemikiran, penalaran, serta logika. 
  • Otoritas (expert) merupakan sumber pengetahuan dari seseorang yang ahli. 
  • Intuisi (personal insight) merupakan sumber pengetahuan yang didapat dari imajinasi yang muncul dari kenyakian. 
  • Saling melengkapi dari sumber-sumber pengetahuan.

3. Aksiologi

        Aksiologi adalah cabang dari filsafat yang mencari jawaban tentang nilai “What is of value?”. Aspek yang terkait dari aksiologi adalah etika dan estetika. Etika merupakan studi tentang nilai-nilai moral dan perilaku. Estetika adalah studi dari nilai-nilai umum, prinsip yang mengatur penciptaan dan penghargaan terhadap keindahan dan seni. Etika dan estetika dalam kekristenan bertujuan untuk memuliakan Tuhan dan mengasihi sesama. Etika bersumber dari penwahyuan khusus, estetika bersumber pada doktrin keindahan realitas ciptaan Allah. Dalam perspektif Kristen, Etika adalah bentuk normatif dari suatu panduan yang tidak berubah, tidak subjektif dan tidak situsional.
Aspek aksiologi, pendidikan Kristen bersumber pada panggilan pelayanan yang : 
- Mencintai Tuhan. 
- Mencintai sesama manusia. 
- Mencintai firman Tuhan dan hukum-hukum Tuhan.

        Klarifikasi dari etika dilakukan dengan membandingkan nilai yang dianut dengan nilai-nilai yang sesuai dengan firman Tuhan. Ketidakpahaman akan moral (moral illiterates) akan terjadi apabila etika yang dianut bertentangan dengan firman Tuhan. Estetika merupakan tujuan untuk memahami nilai-nilai keindahan realitas ciptaan Allah. 

        Estetika yang tertinggi harus mampu memberikan sikap positif, memberikan dukungan, dan sesuatu yang memperkaya kehidupan manusia dalam kasih Tuhan. Kesenian memberikan kekuatan, kehormatan dan penghargaan dari sesuatu. Tujuan akhir dari estetika adalah karakter Kristen dalam mengembangkan seni dan keindahan sebagai pemberian dan anugerah yang Tuhan berikan.






Referensi :

Khoe Yao Tung.  2017,  Filsafat Pendidikan Kristen,  Yogyakarta : Penerbit Andi,  Hlm. 6 – 11

Load comments