Jumat, 16 April 2021

Kematian Rohani

Manusia diciptakan Segambar dan Serupa Allah 

        Sebelum manusia mengalami melanggar ketetapan Allah, bahkan mati secara rohani, manusia sendiri diciptakan seturut dengan gambar dan rupa Allah (Kej. 1:27). Itu berarti bahwa manusia itu sempurna, seperti Allah namun ditempatkan di bawah-Nya. Bahkan manusia tidak mengenal dosa, atau akibat-akibat yang ditimbulkan darinya seperti kematian, sakit penyakit, kesalahan, dan kelemahan.[1]

Akibat Dosa Adam 

        Manusia diberi perintah oleh Allah untuk tidak memakan buah dari pohon pengetahuan baik dan jahat. Tetapi apa yang terjadi? Manusia melanggar perintah tersebut dan memakan buah pohon pengetahuan baik dan jahat (Kej. 3). Dan menyebabkan manusia mengalami kematian secara rohani. 

Kematian Rohani 

        Sebagai akibat dari pelanggaran Adam, manusia dilahirkan dalam dosa dan secara alami mati secara rohani. Oleh karena itu, jika mereka ingin menjadi anak-anak Allah dan memasuki kerajaan-Nya, mereka harus dilahirkan dari Roh yang baru. 

  • Pertama, Ketika Adam ditempatkan di Taman Eden, ia diperingatkan untuk tidak memakan buah pohon pengetahuan tentang kebaikan atau kejahatan. Pada ancaman kematian spiritual segera. (Kejadian 2: 16-17).
  • Kedua, Adam tidak mematuhinya dan memakan buah terlarang (Kejadian 3: 1-7). Akibatnya, ia membawa kematian rohani pada dirinya sendiri dan pada keturunannya. (Roma 5:12; Efesus 2: - 3; Kolose 2: 13). 
  • Ketiga, Daud mengakui bahwa dia serta semua orang lahir dalam dosa. (Mazmur 51 : 5, Mazmur 58:3).
  • Keempat,  Karena semua manusia dilahirkan dalam dosa dan secara alami mati secara rohani. Yesus mengajarkan bahwa semua manusia harus dilahirkan sebagai yang baru jika mereka memasuki Kerajaan Allah. (Yohanes 3:5 - 7).[2]


Akibat dari Kematian Rohani 

Penderitaan-penderitaan dalam hidup sebagai akibat masuknya dosa ke dalam dunia juga tercakup dalam hukuman dosa. Bahkan dalam kematian secara rohani, fisik, maupun kematian kekal. Dosa membawa kekacauan dalam seluruh hidup manusia. Baik itu sakit penyakit, kenyamanan, persoalan, tekanan-tekanan, hilangnya sukacita hidup, tidak bisa melaksanakan tugas sepenuhnya, kehancuran kemampuan mental, konflik pemikiran, nafsu, dan keinginan yang terus menerus.[3]


Pertanyaan untuk direnungkan : 

  1. Mengapa keberdosaan Adam diwariskan dan diturunkan kepada keturunanya hingga kepada generasi manusia sekarang? 
  2. Apakah dan bagaimana akibat-akibat dosa yang sering terjadi di dalam kehidupan kita di era saat ini?





Referensi :

[1] G. J. Baan, TULIP, (Surabaya : Momentum, 2009), Hlm. 8

[2] David N. Steele, Curtis C. Thomas, dan S. Lance Quinn, Five points of Calvinis, (Phillipsburg, New Jersey: P&R Publishing, 2004), Hlm. 20-21 

[3] Louis Berkhof, Teologi Sistematika 2 : Doktrin Manusia, (Surabaya : Momentum, 2015), Hlm. 173


Load comments