Salah satu keunikan adalah pemberian dari definisi Allah di dalam Katekismus maupun Pengakuan Iman Westminster yang cukup unik dan terkenal.
![]() |
Alkitab dan Berdoa © Foto Oleh reenablack dari Pixabay / Doa dan Alkitab |
Pengakuan Iman Westminster
Pengakuan Iman Westminster Bab II Tentang Allah, dan Trinitas yang Kudus, artikel 1 :
Hanya ada satu Allah yang hidup dan sejati, yang tidak terbatas dalam keberadaan dan kesempurnaan, Roh yang mahamurni, tidak kelihatan, tanpa tubuh, anggota-anggota tubuh, atau nafsu-nafsu, tidak berubah, mahabesar, kekal, tidak terpahami, mahakuasa, mahabijaksana, mahakudus, mahabebas, mahamutlak; yang mengerjakan segalanya setutut keputusan kehendak-Nya yang tidak berubah dan mahabenar, bagi kemuliaan-Nya; mahakasih, mahabaik, mahasetia, panjang sabar, berlimpah kebaikan dan kebenaran, mengampuni kesalahan, pelanggaran, dan dosa; Pemberi upah bagi mereka yang bertekun mencari-Nya; tetapi juga mahaadil, dashyat dalam penghakiman-penghakiman-Nya, membenci segala dosa, dan tidak akan membebaskan orang-orang yang bersalah.[1]
Ketika kita berbicara tentang Allah sebagai Roh yang murni, yang kita maksudkan adalah bahwa Dia tidak memiliki tubuh seperti manusia. “Allah adalah Roh,” kata Yesus (Yoh. 4:24). Karena Allah adalah Roh yang murni, maka Dia tidak dibatasi oleh apa pun juga. Tidak ada tempat di mana Allah tidak hadir. (Mzm. 139:7-8). Allah jugga yang maha hadir (omnipresent), Allah juga tidak terbatas (infinite), dan Ia memiliki kemampuan yang tak terbatas (unlimited) untuk melakukan segala sesuatu dengan kerelaan-Nya. (Dan. 4:35). Allah tidak terbatas dalam pengetahuan dan mahatahu. (Mazm. 147:5). Dan Allah itu kekal. (Ibr. 13:8). Allah merupakan Sumber asli yang agung.[2]
Katekismus Westminster
Salah satu yang ingin penulis ungkap di dalam Katekismus Singkat Westminster.
Pertanyaan 4 : Apakah Allah itu?
Jawaban : Allah adalah Roh, Yang tidak terbatas, kekal, dan tidak berubah, dalam keberadaan-Nya, hikmat-Nya, dan kuasa-Nya, kekudusan-Nya, keadilan-Nya, kebaikan-Nya, dan kebenaran-Nya.[3]
Allah adalah Roh, yakni Roh yang memiliki sejumlah atribut khusus yang membedakan-Nya dari semua keberadaan lain. Allah bukanlah satu-satunya keberadaan yang berwujud Roh. Namun natur dari Allah itu adalah Roh.[4]
Disini kita harus berhati-hati di dalam definisi. Ketika kita mempertanyakan apakah itu roh? Kita harus mengakui bahwa kita tidak mampu memberikan jawaban yang tuntas. Ada unsur misteri di dalamnya yang tidak dapat kita telusuri. Tetapi perlu kita perlu akui bahwa Allah sebagai Roh, ini berarti kita juga telah menyangkali bahwa Allah memiliki sub materials.[5] Dengan demikian satu-satunya cara kita untuk dapat “melihat” Allah adalah secara tidak langsung. Kita dapat melihat-Nya semata-mata melalui “refleksi” dari keberadaan-Nya di dalam berbagai ciptaan-Nya.[6]
Referensi :
G. I. Williamson, Katekismus Singkat Westminster 1, (Surabaya; Momentum, 2021), 23 - 24
G. I. Williamson, Pengakuan Iman Westminster, (Surabaya : Momentum, 2017), 35 - 39
----
[1] G. I. Williamson, Pengakuan Iman Westminster, (Surabaya : Momentum, 2017), 35
[2] Ibid, 36 - 39
[3] G. I. Williamson, Katekismus Singkat Westminster 1, (Surabaya; Momentum, 2021), 23
[4] Ibid, 23
[5] Ibid, 24
[6] Ibid, 24