Ketekunan orang-orang Kudus bukan berarti setiap pengunjung gereja bahkan setiap anggota gereja pasti akan bertekun dalam iman hingga akhir hayat hidupnya. Maksud dari ketekunan orang-orang Kudus adalah bahwa mereka yang memiliki iman sejati tidak akan kehilangan iman sejati itu secara total atau pada akhirnya. Orang-orang percaya sejati bertekun bukan karena kekuatan mereka sendiri, melainkan karena kasih setia Allah yang tidak berubah.[1]
![]() |
Contoh salah satu ketekunan © Pexels dari Pixabay / Pray |
Jikalau orang-orang percaya tidak dipelihara di dalam iman, maka pekerjaan yang telah dilakukan oleh Allah Tritunggal bagi keselamatan mereka sia-sia belaka. Orang-orang percaya diberikan jaminan akan masa depan kemuliaan sorgawi dan kenyataan bahwa mereka akan dipelihara dari kejatuhan iman. Jaminan ini diberikan melalui kepercayaan terhadap janji Allah bahwa umat-Nya akan mewarisi kehidupan kekal. Hal tersebut dikerjakan oleh Roh Allah melalui sarana Firman Allah.[2]
Ketika seseorang benar-benar dilahirbarukan oleh Roh Kudus dan benar-benar diubahkan ke dalam Kristus (oleh pertobatan dan iman), mungkinkah orang itu kembali menjadi anak murka dan kehancuran kekal? Jawaban tegas Alkitab ialah : Tidak! Mustahil! “barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal!” (Yoh. 3:36).[3]
Kemuliaan Sebagai Mahkota Anugerah
Ketekunan orang-orang kudus berhubungan dekat dengan karunia terakhir yang telah disediakan Kristus bagi anak-anak Allah, yaitu pemuliaan. Istilah ini mengacu pada kebahagiaan surgawi yang menantikan mereka. Kemuliaan Sorgawi atau pemuliaan adalah karunia terakhir yang menantikan orang percaya. Kemuliaan ini seperti mahkota yang akan diterimanya pada saat mau menjemput, mahkota pada anugerah Allah yang dimuliakan di dalam hidupnya.[4]
Pertanyaan Untuk Direnungkan
- Bisakah orang-orang yang sungguh-sungguh percaya terjatuh dari anugerah Allah? Buktikan!
- Apakah orang yang lahir baru bisa terhilang dari anugerah Allah?
Sumber :
Anthony A. Hoekema, Diselamatkan oleh Anugerah, (Surabaya: Momentum, 2017), 314
G. J. Baan, TULIP, (Surabaya: Momentum, 2009), 149 – 152,
G. I. Williamson, Pengakuan Iman Westminster, (Surabaya : Momentum, 2017), 192
--
[1] Anthony A. Hoekema, Diselamatkan oleh Anugerah, (Surabaya: Momentum, 2017), 314
[2] G. J. Baan, TULIP, (Surabaya: Momentum, 2009), 151 - 152
[3] G. I. Williamson, Pengakuan Iman Westminster, (Surabaya : Momentum, 2017), 192
[4] G. J. Baan, op cit, 149 - 150