Minggu, 20 Juni 2021

Atribut-Atribut Inteligensi Allah

1. Pengetahuan Allah / Hikmat Allah (knowledge of God)

    Pengetahuan Allah bersifat sempurna di dalam pengertian yang mutlak. Juga bersifat serentak (simultaneously) dan tidak mengikuti kronologi waktu yang berturut-turut. Allah mengetahui segala hal secara sempurna dari awal sampai akhir secara total dan tidak secara bagian per bagian dan berturut-turut.[1] Beberapa ayat Alkitab antara lain : 1 Sam. 2:3; Ayub 12:13; Mzm. 94:9; 147:4; Yes. 29:15; 40:27,28.[2]

Salib Kristus
Salib Kristus
© Foto oleh Gordon Johnson dari Pixabay Salib
  

    Pengetahuan Allah dibedakan jadi dua, yakni pengetahuan penting dan pengetahuan bebas. Pengetahuan Penting (necessary knowledge) adalah pengetahuan Allah yang bersifat sempurna mengenai Diri-Nya dan segala hal yang masih berupa kemungkinan. Pengetahuan bebas (free knowledge) adalah pengetahuan yang dimiliki-Nya tentang segala hal yang aktual, yakni eksis pada masa lampau, sekarang, dan yang akan mendatang.[3]


    Dari sudut keluasan, Pengetahuan Allah disebut sebagai kemahatahuan (Omniscience). Mengatakan bahwa Allah adalah mahatahu berarti bahwa Dia mengetahui segala sesuatu yang sempurna dan bersifat kekal. Seperti ayat : 1 Sam. 16:7; 1 Taw. 28:9; Ayub 37:16, Mazmur 139:1-4; Yeremia 17:10; Rom. 11:33.[4]


2. Kebijaksanaan Allah (The Wisdom of God)

    Meskipun erat, tetapi keduanya berbeda. Kebijaksanaan Allah adalah intelegensi-Nya sebagaimana dinyatakan dalam adaptasi dari alat kepad akhir. Kebijaksanaan menunjuk kepada kenyataan bahwa Allah selalu berusaha untuk mencapai tujuan akhir yang terbaik, dan memilih alat yang  terbaik untuk realisasi dari tujuan-tujuan-Nya.[5]


    Pengetahuan dan kebijaksanaan memiliki pengertian berbeda walaupun erat. Pengetahuan berasal dari pengalaman. Sedangkan kebijaksanaan adalah penerapan dari pengetahuan di dalam kehidupan praktis pada waktu yang tepat, tempat yang tepat, dan obyek yang tepat, kadang orang yang memiliki pengetahuan tetapi tidak memiliki kebijaksanaan. Kebijaksanaan Allah dalam hal ini dapat didefinisikan sebagai  penerapan pengetahuan Allah yang sempurna dengan cara yang sempurna untuk mencapai hasil yang sempurna untuk kemuliaan-Nya.[6] Ayat-ayat nya antara lain : Mazmur 104:24, Ayub 9:4; Mazmur 104:1-30; 136:5; 147:5; Roma 11:33; Ef. 1:11


3.  Kebenaran Allah (The Veracity / Truth of God).

    Kebenaran Allah adalah bahwa hanya Dia yang satu-satu-Nya Allah yang benar, dan bahwa hanya Dia saja sumber kebenaran dalam wilayah moral, agama, filsafat, ilmu pengetahuan (science) dan logika. Kebenaran-kebenaran umum dinyatakan Allah di dalam wahyu umum, dan kebenaran-kebenaran khusus dinyatakan Allah di dalam Alkitab. Dua hal penting harus kita pegang mengenai kebenaran Allah adalah :


a. Segala kebenaran bersumber dari Allah, itu sebabnya dikatakan bahwa segala kebenaran adalah kebenaran Allah (all truth is God’s truth).

b. Bahwa tidak ada disintegrasi atau perpecahan di dalam diri Allah, sehingga diri-Nya yang adalah kebenaran, dan yang keluar dari diri-Nya yaitu wahyu-Nya adalah benar secara mutlak dan dapat dipercaya sepenuhnya (absolutely right and reliable).[7]


Referensi : 

Louis Berkhof,  Teologi Sistematika 1 : Doktrin Allah,  (Surabaya : Momentum,  2021),  108, 114

Muriwali Yanto Matalu,  Dogmatika Kristen,  (Malang : Gerakan Kebangunan Kristen Reformed,  2017), 217 - 218, 221


---

[1] Muriwali Yanto Matalu,  Dogmatika Kristen  (Malang :Gerakan Kebangunan Kristen Reformed,  2017), 217 - 218

[2] Louis Berkhof,  Teologi Sistematika 1 : Doktrin Allah,  (Surabaya : Momentum,  2021),  108

[3] Muriwali Yanto Matalu,  op cit,  218

[4] Muriwali Yanto Matalu,  op cit,  218

[5] Louis Berkhof,  op cit,  114

[6] Muriwali Yanto Matalu,  op cit, 221

[7] Muriwali Yanto Matalu,  op cit,  221

Load comments