Salah satu pengakuan iman di dalam tradisi Calvinis yang sangat penting dan mudah untuk dimengerti mengenai Ketekunan Orang-Orang Kudus, yakni Pengakuan Iman Westminster.
![]() |
Sidang di Westminster © Westminster Assembly dari Wikipedia |
Pengakuan Iman Westminster pasal 17 : Ketekunan Orang-Orang Kudus
1. Mereka yang telah diterima Allah di dalam Anak-Nya, yang dipanggil secara efektif, dan dikuduskan oleh Roh-Nya, tidak akan bisa secara keseluruhan atau pada akhirnya terjatuh dari kondisi anugerah. Sebaliknya, secara pasti akan bertekun di dalamnya pada akhirnya dan diselamatkan secara kekal.
2. Ketekunan orang-orang kudus ini bukan tergantung kepada kehendak bebas mereka sendiri, melainkan ketidakberubahan dekrit pilihan yang bersumber dari kasih Allah Bapa yang bebas dan tidak berubah, pada keefektifan karya dan perantaraan Yesus Kristus, berdiamnya Roh Kudus dan adanya benih Allah di dalam mereka, dan natur kovenan anugerah; dari semuanya ini menghasilkan kepastian dan kesempurnaan.
3. Akan tetapi, orang-orang kudus bisa terjatuh ke dalam dosa-dosa yang menyedihkan melalui cobaan-cobaan Iblis dan dunia, kebiasaan-kebiasaan dari kerusakan yang masih tersisa di dalam diri mereka, dan pengabaian sarana-sarana ketekunan mereka, dan untuk suatu jangka waktu tetap berada di dalam dosa-dosa itu, yang mana menimbulkan ketidaksenangan Allah dan mendukakan Roh Kudus, menjadikan mereka kekurangan sejumlah anugerah dan penghiburan, menjadikan hati mereka dikeraskan dan hati nurani mereka terluka, melukai, dan menyandung sesama, dan membawa penghukuman sementara atas diri mereka sendiri.
Dalam pengakuan iman ini sendiri, kita dapat mempelajari bahwa bagian Pengakuan Iman ini mengajarkan kepada kita :
- bahwa orang-orang yang sungguh-sungguh percaya tidak akan mungkin terjatuh dari anugerah (yaitu pada keseluruhannya atau pada akhirnya);
- bahwa mereka pasti akan bertekun;
- bahwa kepastian ini bukan berasal dari diri mereka sendiri, melainkan dari Allah (dekrit pilihan, hasil karya dan syafaat Kristus, tinggalnya Roh Kudus dalam diri orang percaya yang memampukan mereka untuk bertekun, dan pemberian kovenan yang kekal), serta;
- bahwa kepastian ini tidak menyangkali kemungkinan bagi orang percaya untuk jatuh ke dalam dosa yang berat untuk suatu saat, dan terjadinya dosa ini adalah (a) akibat cobaan dunia, (b) cobaan Iblis, (c) sisa kerusakan yang masih ada di dalam natur mereka sendiri, dan (d) karena mengabaikan sarana-sarana anugerah; efek dari kondisi berdosa ini adalah (a) tidak menyenangkan dan mendukakan Allah, (b) membuat diri mereka tidak menerima sepenuhnya anugerah dan penghiburan dari Allah, (c) mengeraskan hati mereka sendiri, (d) melukai hati nurani mereka sendiri, (e) menimbulkan penghukuman sementara, dan (f) menjadi batu sandungan bagi orang lain.
Sumber :
G. I. Williamson, Pengakuan Iman Westminster, (Surabaya: Momentum, 2017), 191 - 192