Kehendak Allah yang Berdaulat Penting untuk Dibahas!
Saat membahas kehendak Tuhan dan keputusan pemilihan, sangat penting untuk mengakui bahwa Tuhan tetaplah Tuhan, yang berarti dia tidak bertanggung jawab atas tindakannya kepada siapa pun. Semua makhluk ciptaan berada di bawah kendali-Nya, dan Dia melakukan segalanya untuk mereka sesuai dengan kehendak-Nya. Ini tidak berarti bahwa pemerintahannya dapat digolongkan sebagai pemerintahan otoriter, karena semuanya dijalankan sesuai dengan rencana yang dibuatnya sejak awal.[1]
![]() |
Ilustrasi Alkitab ©Foto Oleh Free-Photos dari Pixabay / Alkitab |
Pengertian Kehendak Allah Berdaulat
Allah itu bebas (yakni tidak dibatasi oleh apa pun selain oleh kehendak bebas-Nya sendiri), untuk berkehendak, merancang, dan bertindak sesuai dengan yang diingini-Nya. Hal ini disebut Kehendak Allah yang berdaulat. Berulang kali hal ini dijelaskan dalam Alkitab.
Ayat-Ayat pendukung mengenai kehendak Allah berdaulat : 1 Samuel 3:18, 2 Samuel 10:12, 2 Samuel 15 : 26, Mazmur 39:10. 2 Samuel 24:14, Mazmur 46:11, Matius 26:39 - 42, 44; Mazmur 51:20, Mazmur 106 : 4, Mat. 11:25-26, Luk. 12:32, Kol. 1:19, dan Yes. 53:10.[2]
Pengetahuan Allah Sejak Semula
Pengetahuan Allah sejak semula dihubungkan dengan kemauan dan kerelaan kehendak-Nya yang berdaulat. Segala sesuatu telah diketahui terlebih dahulu oleh Allah, bahkan sebelum Ia menciptakan dunia. Pengetahuan Allah sejak semula atas segala sesuatu yang akan terjadi dihubungkan dengan dan ditetapkan oleh ketetapan-ketetapan yang Kekal-Nya mengenai segala sesuatu. Ketetapan-ketetapan ini bijaksana dan baik, dan harus dihormati oleh kita manusia.
Sejak awal, pengetahuan Allah mencakup peristiwa-peristiwa kecil yang tidak penting. Yesus sedang berbicara tentang burung pipit yang tidak akan jatuh dari atap tanpa kehendak Tuhan, dan semua rambut di kepala kita. (Lukas 12 : 6-7, 21:18). Tuhan telah memerintahkan segalanya (Kisah Para Rasul 17:26). [3]
Referensi :
G. J. Baan, TULIP, (Surabaya : Momentum, 2009), Hlm. 39 - 41
-----
[1] G. J. Baan, TULIP, (Surabaya : Momentum, 2009), Hlm. 38
[2] G. J. Baan, TULIP, (Surabaya : Momentum, 2009), Hlm. 39 - 40
[3] G. J. Baan, TULIP, (Surabaya : Momentum, 2009), Hlm. 40 - 41