Pasal terakhir ini adalah membahas anugerah Allah yang berkelanjutan bagi umat-Nya. Anugerah yang telah sekali dikaruniakan, dan tidak pernah terampas dan tidak pernah terhilang karena dosa apa pun. Tetapi orang-orang kudus harus bertekun di dalam perjuangan mereka di dunia. Meskipun berjuang bukan berarti mereka berjuang dengan kekuatan mereka sendiri, tetapi dengan kekuatan Allah.[1]
![]() |
Ilustrasi orang berdoa dan bertekun © Foto oleh Free-Photos dari Pixabay / Berdoa |
Pengertian Perseverance of the Saints
Doktrin Ketekunan Orang Suci tidak menyatakan bahwa semua yang mengaku beriman pasti akan surga. Adalah orang-orang kudus - mereka yang dipisahkan oleh Roh - yang bertekun sampai akhir. Orang-orang percaya - mereka yang diberikan iman Kristus yang hidup dan sejati - yang aman dan selamat di dalam Dia. Banyak orang yang mengaku percaya murtad, tetapi mereka tidak jatuh dari kasih karunia. Orang percaya sejati jatuh ke dalam pencobaan, dan mereka melakukan dosa yang menyedihkan, tetapi dosa tidak menyebabkan mereka kehilangan keselamatan atau memisahkan mereka dari Kristus. [2]
Sebaliknya, di dalam hati mereka, ada keinginan dan kasih terhadap hukum Allah. kasih ini tidak akan pernah hilang, begitu juga dengan keinginan mereka untuk melayani Tuhan. Mereka menemukan banyak penghiburan di dalam doktrin ini : Allah akan menyelesaikan pekerjaan anugerah yang telah dimulai-Nya. Orang-orang yang di dalam hidup mereka anugerah Allah ini telah dimulai akan mendapati bahwa anugerah ini berlangsung selama-lamanya.[3]
Dasar-Dasar Perseverance of The Saints
Ayat berikut menunjukkan bahwa umat Tuhan diberi hidup kekal pada saat mereka percaya. Mereka dipelihara oleh kuasa Tuhan melalui iman dan tidak ada yang dapat memisahkan mereka dari kasih-Nya. Mereka telah dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang telah diberikan sebagai jaminan keselamatan mereka, dan dengan demikian mereka diyakinkan akan warisan kekal.[4]
Ayat-ayat tersebut antara lain : Yes. 43: 1 - 3, Mat. 18:12 - 14; Yoh. 3:16, Yoh. 3:36; Yoh. 5:24; Yoh. 17:11-12, 15; Rom. 5:8 - 10; Rom. 9:29 - 30; 2 Tim. 4:18; 1 Yoh. 5:4, 11-13, 20; dsb.[5]
Pengakuan Iman Westminster juga menjelaskan di dalam Bab 17 artikel 1 :
Mereka yang telah diterima Allah di dalam Anak-Nya, yang dipanggil secara efektif, dan dikuduskan oleh Roh-Nya, tidak akan bisa secara keseluruhan atau pada akhirnya terjatuh dari kondisi anugerah, sebaliknya, secara pasti akan bertekun di dalamnya pada akhirnya dan diselamatkan secara kekal.[6]
Pertanyaan untuk direnungkan :
- Seberapa pentingnya keselamatan yang telah kamu terima?
- Darimana ketekunan yang kalian dapatkan saat ini?
- Dapatkah kalian bertekun di dunia yang sudah rusak karena dosa?
Sumber :
G. J. Baan, TULIP, (Surabaya: Momentum, 2009), 149
David N. Steele, Curtis C. Thomas, dan S. Lance Quinn, Five points of Calvinism, (Phillipsburg, New Jersey: P&R Publishing, 2004), 64 - 70
G. I. Williamson, Pengakuan Iman Westminster, (Surabaya: Momentum, 2017), 191
---
[1] G. J. Baan, TULIP, (Surabaya: Momentum, 2009), 149
[2] David N. Steele, Curtis C. Thomas, dan S. Lance Quinn, Five points of Calvinism, (Phillipsburg, New Jersey: P&R Publishing, 2004), 64 - 65
[3] G. J. Baan, TULIP, (Surabaya: Momentum, 2009), 149
[4] David N. Steele, Curtis C. Thomas, dan S. Lance Quinn, Five points of Calvinism, (Phillipsburg, New Jersey: P&R Publishing, 2004), 65
[5] Ibid, 65 - 70
[6] G. I. Williamson, Pengakuan Iman Westminster, (Surabaya: Momentum, 2017), 191