Senin, 07 Juni 2021

Tujuan dan Pengaruh dari Penebusan Kristus

Kristus adalah Satu-Satunya Korban yang Berkenan

Satu-satunya korban yang berkenan kepada Allah adalah korban yang memenuhi tiga tuntutan : Korban yang harus benar-benar Allah, benar-benar manusia, dan manusia yang benar (tanpa dosa). (Katekismus Heidelberg, Minggu 5 dan 6).[1]

Penebusan Kristus
Pengaruh Penebusan Kristus Bagi Orang Berdosa
© Foto Oleh Gerd Altmann dari Pixabay / Salib

Dalam Pengakuan Iman Gereja Belanda Pasal 18 – 19 juga menyebutkan bahwa Kristus haruslah memiliki dua natur ini, yakni Allah (apa yang tetap pada diri-Nya) sekaligus manusia (apa yang menjadi pada diri-Nya). [2]


Akibat dari Penebusan Kristus Berkaitan Langsung dengan Allah

Satu-satunya perubahan yang terjadi adalah hubungan antara Allah dan objek kasih-Nya yang menebus. Ia diperdamaikan dengan mereka yang semula adalah obyek murka-Nya yang adil. Hal ini berarti bahwa murka-Nya diredakan oleh korban yang menutupi dosa mereka. Penebusan Kristus adalah perwujudan dari Kasih Allah. [3]


Akibat berkenaan dengan Kristus

Penebusan Kristus memastikan suatu pahala yang berakibat banyak bagi Kristus sebagai Pengantara. Ia disebut sebagai Roh Pemberi Hidup, Sumber yang tidak pernah berhenti dari seluruh berkat keselamatan bagi banyak orang berdosa. Ia menerima :

  1. Semua yang menjadi milik kemuliaan-Nya, termasuk kemuliaan mesianik Masa sekarang. (Yoh. 17:5)
  2. Kepenuhan dari pemberian-pemberian dan anugerah yang Ia berikan pada umat-Nya. (Mzm. 68:19 dan Ef. 4:8).
  3. Anugerah Roh Kudus untuk membentuk tubuh mistis-Nya dan penerapan subyektif dari buah-buah karya penebusan-Nya. (Kis.. 2:3).
  4. Ujung-ujung Bumi adalah milik-Nya dan dunia adalah tempat kediaman-Nya. (Mzm. 2:8 dan Ibr. 2: 6 - 9).[4]


Pengaruh Penebusan Kristus Bagi Orang Berdosa

  1. Penebusan Kristus tidak ada memungkinkan terjadinya keselamatan bagi orang berdosa, tetapi juga menjaminnya.
  2. Penebusan Kristus menjamin bahwa semua yang menerimanya : (1) memiliki kedudukan hukum yang sesuai oleh karena mereka telah dibenarkan. (2) Kesatuan mistis dari Orang percaya dengan Kristus melalui regenerasi dan penyucian. (3) Sukacita di dalam persekutuan Tuhan melalui Kristus, dalam kemuliaan subyektif, dan menikmati hidup yang kekal sebagai ciptaan baru dan sempurna.[5]









Referensi :

G J Baan, TULIP,  (Surabaya : Momentum,  2009),  65 - 66

Louis Berkhof,  Teologi Sistematika 3 : Doktrin Kristus,  (Surabaya: Momentum, 2017),  205  - 208


--

[1] G J Baan, TULIP,  (Surabaya : Momentum,  2009),  65

[2] Ibid,  66

[3] Louis Berkhof,  Teologi Sistematika 3 : Doktrin Kristus,  (Surabaya: Momentum, 2017),   205 - 206

[4] Ibid,  206 - 207

[5] Ibid,  207 - 208

Load comments