Sabtu, 31 Juli 2021

Doktrin Allah : Penciptaan

Pembicaraan tentang ketetapan-ketetapan Allah biasanya membawa kita kepada pemikiran tentang pelaksanaan dari ketetapan itu, dan hal itu dimulai dengan karya penciptaan. Penciptaan adalah permulaan dan dasar dari semua penyataan Ilahi dan sebagai akibatnya juga merupakan dasar dari semua kehidupan etis dan religious.[1]

Pegunungan
Pegunungan
© Foto oleh FelixMittermeier dari Pixabay / Pengunungan
 

Doktrin penciptaan, yang menegaskan perbedaan antara Pencipta dan makhluknya, adalah titik awal dari agama yang benar. Tidak ada keberadaan selain Tuhan, dan Sang Pencipta hanya dapat diketahui secara benar melalui wahyu. Kekristenan dalam Alkitabiah menolak baik emanasionisme panteistik maupun dualisme Manichaean, meskipun masing-masing memiliki pendukung Kristen dan filosofis. Seiring dengan penjelasan materialis tentang alam semesta, ini tidak bersifat ilmiah melainkan pandangan dunia religius yang menyamar sebagai sains. Sistem filosofis Schelling, Hegel, Schopenhauer, dan lainnya yang canggih gagal memenuhi kebutuhan religius manusia dan penuh dengan kontradiksi internal. Kepada mereka semua, gereja Kristen hanya mengaku “Saya Percaya kepada Allah Bapa, Yang Mahakuasa, Pencipta langit dan bumi.” [2]


Karya Penciptaan adalah karya Allah Tritunggal. Tindakan ini adalah tindakan opera ad extra. Alam semesta diciptakan oleh Bapa, melalui Anak dan di dalam Roh Kudus. Hal itu nyata dalam Kejadian 1:1-3.[3]


Dasar-Dasar Alkitab Mengenai Penciptaan

Alkitab Mengajar kita bahwa dunia ini diciptakan oleh Tuhan Allah. “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” (Kej. 1:1). Sebelum diciptakan, dunia ini – baik rohani maupun materi – belum eksis, dan baru memiliki eksistensi setelah diciptakan. Penciptaan itu bersifat Creatio ex nihilo (Create out of nothing), atau diciptakan dari tidak ada menjadi ada.[4]


Pertama-tama kita mendapatkan pemaparan yang panjang lebar mengenai penciptaan di dalam dua pasal pertama kitab Kejadian. Serta kemudian akan dibicarakan secara terperinci pada saat membahas penciptaan alam semesta secara terperinci.[5]

  1. Pasal-pasal yang menekankan kemahakuasaan Allah dalam karya penciptaan, Yes 40:26, 28; Amos 4:13
  2. Ayat-ayat menunjuk kepada pemuliaan Allah di atas alam semesta sebagai Allah yang benar dan tiada terbatas,  Mzm. 90:2; 102:26,27 :Kis. 17:24.
  3. Ayat-Ayat yang menunjuk kebijaksanaan Allah dalam karya penciptaan, Yes. 40:12-14; Yer. 10:12-16; Yoh. 1:3;
  4. Ayat-Ayat yang memandang penciptaan dari sudut pandang kedaulatan Allah dan tujuan penciptaan, Yes. 43:7; Rom. 1:25
  5. Ayat-Ayat yang membicarakan penciptaan sebagai karya fundamental Allah, 1 Kor. 11:9; Kol. 1:16.[6]


Tujuan dari Penciptaan

Maksud dan tujuan penciptaan hanya dapat ditemukan dalam kehendak dan kemuliaan Allah. Khususnya dalam tradisi Reformed bahwa kehormatan dan kemuliaan Allah dijadikan prinsip dasar dari semua doktrin dan perilaku. Sebuah doktrin penciptaan adalah salah satu blok bangunan dasar dari pandangan dunia alkitabiah dan Kristen. Ciptaan bukanlah untuk didewakan atau dirampas, tetapi sebagai “teater kemuliaan Allah” ciptaan itu harus dinikmati dan digunakan dengan cara yang baik. Itu adalah ciptaan Tuhan yang baik.[7]


Sumber Referensi :

Herman Banvick,  Reformed Dogmatics, (Grand Rapids, Michigan : Baker Academic, 2004),  532

Louis Berkhof,  Teologi Sistematika 1 : Doktrin Allah,  (Momentum : Surabaya, 2021), 233, 236 - 237

Muriwali Yanto Matalu,  Dogmatika Kristen, (Gerakan Kebangunan Kristen Reformed : Malang, 2017), 291


----

[1] Louis Berkhof,  Teologi Sistematika 1 : Doktrin Allah,  (Momentum : Surabaya, 2021), 233

[2] Herman Banvick,  Reformed Dogmatics, (Grand Rapids, Michigan : Baker Academic, 2004),  532

[3] Muriwali Yanto Matalu,  Dogmatika Kristen, (Gerakan Kebangunan Kristen Reformed : Malang, 2017), 291

[4] Muriwali Yanto Matalu,  Dogmatika Kristen, (Gerakan Kebangunan Kristen Reformed : Malang, 2017), 291

[5] Louis Berkhof,  Teologi Sistematika 1 : Doktrin Allah,  (Momentum : Surabaya, 2021),  236

[6] Ibid, 237

[7] Herman Banvick,  Reformed Dogmatics, (Grand Rapids, Michigan : Baker Academic, 2004),  532

Load comments