Pendidikan Kristen adalah pendidikan yang berpusatkan kepada Allah. Pendidikan Kristen adalah pendidikan yang berpusatkan kepada Allah.[1] Pendidikan Kristen adalah pendidikan yang memimpin keluar orang dari kegelapan dosa. Kita harus berusaha untuk membawa orang keluar dari kematian, keluar dari belenggu dosa, kepada terang Allah yang ajaib, kepada kehidupan yang kekal di dalam Yesus Kristus. Sehingga nilai dari pendidikan Kristen adalah nilai yang surgawi.[2]
![]() |
Ilustrasi Alkitab ©Foto Oleh Free-Photos dari Pixabay / Alkitab |
Tujuan dari pendidikan agama kristen adalah “Jadikanlah semua bangsa murid-Ku.” Dimana kita berusaha membawa orang keluar dari kegelapan kepada terang dari Tuhan yang ajaib. Dan kita berusaha dengan segala daya upaya yang diberikan Tuhan kepada kita dengan berkat dari Roh Kudus untuk boleh memimpin orang-orang yang baru lahir baru menjadi murid Tuhan.[3]
Pendidikan Kristen menurut Robert W. Pazmino
Robert W. Pazmino mendefinisikan pendidikan Kristen sebagai “Usaha yang bersengaja dan sistematis, ditopang oleh upaya rohani dan manusiawi untuk mentransmisikan pengetahuan, nilai, sikap, keterampilan, dan tingkah laku yang mengupayakan perubahan, pembaruan, dan reformasi pribadi, kelompok, bahkan struktur oleh kuasa Roh Kudus sebagaimana dinyatakan Alkitab, terutama dalam Yesus Kristus.”[4]
Tujuh Fondasi Pendidikan Kristen menurut Robert W. Pazmino
- Pertama, Alkitab- bagaimana ajaran Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru Mengenai pendidikan dan pembelajaran. Khususnya keselamatan yang hanya ada di dalam Kristus.
- Kedua, teologis- mengemukakan pentingnya teologi dalam pendidikan Kristen; juga usulan-usulan konsep-konsep teologi reformasi yang patut dikembangkan bagi landasan pendidikan.
- Ketiga, filosofis – membahas konsep filsafat; metafisika; epistemologi, dan aksiologi dalam kaitannya dengan pemikiran dan praktik pendidikan Kristen.
- Keempat, historis – pelajaran dari sejarah pemikiran dan praktik pendidikan Kristen konteks gereja di sepanjang masa.
- Kelima, sosiologis- membahas konstruksi pemahaman dalam konteks sosial; kontekstualisasi dan dekontekstualisasi; sosiologi pengetahuan; sosiologi pendidikan, dan pembelajaran. Dimana pendidikan berlangsung? Apa nilai dalam konteks itu? Bagaimana dinamika konteks itu?
- Keenam, psikologis – pentingnya mempelajari psikologi perkembangan – kognitif, psikososial, moral, dan iman- kepribadian dan psikologi belajar.
- Ketujuh, kurikuler – membahas pertanyaan utama dalam mempertimbangkan kurikulum; metafora kurikulum; perencanaan pembelajaran; dan “hidden curriculum”.[5]
Referensi :
Cornelius van Til dan Louis Berkhof, Dasar Pendidikan Kristen, (Surabaya : Momentum, 2018), 15
Ferry Yang, Pendidikan Kristen, (Surabaya: Momentum, 2021), 15, 37
Junihot Simanjuntak, Filsafat Pendidikan dan Pendidikan Kristen, (Yogyakarta : Penerbit Andi, 2017), 115, 116
-----
[1] Cornelius van Til dan Louis Berkhof, Dasar Pendidikan Kristen, (Surabaya : Momentum, 2018), 15
[2] Ferry Yang, Pendidikan Kristen, (Surabaya: Momentum, 2021), 15
[3] Ibid, 37
[4] Junihot Simanjuntak, Filsafat Pendidikan dan Pendidikan Kristen, (Yogyakarta : Penerbit Andi, 2017), 115
[5] Ibid, 116