Kamis, 08 Juli 2021

Narasi Alkitab dalam Pendidikan Kristen

Pentingnya Pendidikan Kristen dapat dilihat dari pengajaran Alkitab. Alkitab adalah Firman Tuhan itu sendiri. Alkitab adalah Firman Allah karena seluruh bagiannya telah diwahyukan dan diinspirasikan oleh Allah. Bahwa Gereja harus selalu memegang pendapat bahwa Alkitab adalah Firman Allah.  Otoritas Alkitab adalah suatu fakta yang obyektif dan permanen yang terletak pada kualitas inspirasi.[1]

Alkitab
Alkitab
© Foto oleh James Nichols dari Pixabay / Alkitab
 

Alkitab adalah pendoman dalam memikirkan, merencanakan, dan mengelola program-program pengajaran Pendidikan Kristen. Segala tulisan dalam Alkitab diilhamkan Allah (Yun. Theopneustos; Ing. God-breathed) sehingga tentunya berguna untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran (Band. 2 Tim. 3:16,17).[2]


Alkitab adalah rangkaian kebenaran kisah yang agung (grand story), yaitu suatu rangkaian drama of scriptura yang utuh, berupa rangkaian Creation, Fall, Redemption, and Consummation yang penuh makna dalam memahami kasih Tuhan dalam kehidupan kita. Grand Story inilah merupakan berita penting dan utama dalam rangkaian Alkitab.[3]


Creation

Allah Tritunggal adalah Allah yang menciptakan dunia dan segala isinya dengan kebaikan dan kesempurnaan. Esensi Allah sebagai Sang Pencipta tidak terlepas dari kedaulatan Allah, yaitu Allah beraktivitas dalam setiap kehidupan ciptaan-Nya. Allah yang mengadakan dan menegakkan menuntun, dan memerintah dunia ciptaan-Nya.[4] Karya penciptaan TUHAN Allah sangat penting, seperti pada Kej. 11, “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Pernyataan ini adalah menegaskan bahwa karya penciptaan TUHAN ALLAH berasal diri-Nya sendiri dalam kedaulatan Kasih dan anugerah-Nya.[5]


Fall

Manusia telah jatuh dalam dosa karena ketidaktaatan, kesombongan, dan pemberontakan mereka terhadap kedaulatan Allah. Manusia dan seluruh makhluk hidup telah tersentuh dalam berbagai keberdosaan dan dampak yang merusak dari kejatuhan. Manusia telah kehilangan kemuliaan Allah.[6] Semua manusia sudah rusak total; tubuh dan jiwanya sudah dicemari oleh dosa. Roma 3:10-18 menyatakan kerusakan manusia dengan sangat jelas. Oleh sebab itu dengan kemampuannya sendiri tidak mungkin manusia mencapai keselamatan, bahkan untuk menerima anugerah keselamatan Allah yang ditawarkan kepadanya.[7]


Berbeda dengan pendidikan Sekuler yang menolak dan mengabaikan manusia diciptakan untuk bertanggung jawab kepada Allah. Serta dosa bukanlah pelanggaran.[8] Bahkan dalam pendidikan sendiri hal keilmuan sendiri telah tersentuh oleh Dosa. Sehingga tidak ada ilmu yang bebas (tanpa pengaruh kejatuhan atau dosa). Ucapan beberapa pendidik dan akademisi bahwa ilmu adalah netral adalah salah.[9]


Redemption

Pemulihan oleh Yesus Kristus untuk memulihkan keberdosaan yang ada. Penebusan Kristus mencakup aspek pemulihan, yaitu mengembalikan esensi semula (kebaikan) dari ciptaan sebelum rusak oleh dosa.[10] Kristus telah mati bagi orang-orang tertentu yang terbatas jumlahnya, yakni bagi mereka yang telah dipilih oleh Bapa dan yang telah dari kekekalan telah diberikan kepada Anak untuk diselamatkan melalui penderitaan dan kematian-Nya.[11] Sehingga orang yang diselamatkan dan dipulihkan adalah orang yang telah menerima penebusan Kristus.


Consummation

Konsumasi (consummation) adalah kesadaran interdependensi manusia dengan dunia ciptaan Allah. Kesadaran interdependensi ini berkaitan dengan status baru, di mana penebusan Kristus telah memperbarui hati dan pikiran sehingga mampu melihat dengan benar dunia realitas Allah sesuai dengan maksud dan tujuan penciptaan Allah.[12]


Referensi : 

Cornelius van Til dan Louis Berkhof,  Dasar Pendidikan Kristen, (Surabaya : Momentum, 2018),  4

G. J. Baan,  TULIP,  (Surabaya : Momentum,  2009),  76

Junihot Simanjuntak,  Filsafat Pendidikan dan Pendidikan Kristen, (Yogyakarta : Penerbit Andi, 2017), 117

Khoe Yao Tung,  Filsafat Pendidikan Kristen,  (Yogyakarta : Penerbit Andi,  2017), 265, 327 - 330

Muriwali Yanto Matalu,  Dogmatika Kristen,  (Malang : Gerakan Kebangunan Kristen Reformed,  2017),  127, 271



----

[1] Muriwali Yanto Matalu, Dogmatika Kristen, (Malang :Gerakan Kebangunan Kristen Reformed, 2017), 127

[2] Junihot Simanjuntak,  Filsafat Pendidikan dan Pendidikan Kristen, (Yogyakarta : Penerbit Andi, 2017), 117

[3] Khoe Yao Tung,  Filsafat Pendidikan Kristen,  (Yogyakarta : Penerbit Andi,  2017), 327 - 328

[4] Ibid, 328 - 329

[5] Khoe Yao Tung,  Filsafat Pendidikan Kristen,  (Yogyakarta : Penerbit Andi,  2017), 265

[6] Ibid, 329

[7] Muriwali Yanto Matalu,  Dogmatika Kristen,  (Malang : Gerakan Kebangunan Kristen Reformed,  2017),  271

[8] Cornelius van Til dan Louis Berkhof,  Dasar Pendidikan Kristen, (Surabaya : Momentum, 2018),  4

[9] Khoe Yao Tung,  Filsafat Pendidikan Kristen,  (Yogyakarta : Penerbit Andi,  2017), 329 - 330

[10] Ibid, 330

[11] G. J. Baan,  TULIP,  (Surabaya : Momentum,  2009),  76

[12] Khoe Yao Tung,  Filsafat Pendidikan Kristen,  (Yogyakarta : Penerbit Andi,  2017), 329 - 330

Load comments