Pengertian Predestinasi
Predestinasi adalah bagian dari pengetahuan Allah sejak semula dan keputusan kehendak-Nya yang kekal. Predestinasi adalah keputusan kehendak dan ketetapan Allah mengenai keadaan kekal semua orang. Jadi, predestinasi berbicara mengenai keadaan yang akan tetap dijalani oleh setiap orang sampai selama-lamanya.[1]
![]() |
Kristus Yesus Juru Selamat © Foto Oleh Jeff Jacobs dari Pixabay / Kristus |
Arti mendasar dari predestinasi berkaitan dengan tujuan akhir kita, yaitu surga atau neraka. Tujuan akhir ini ditentukan oleh Allah bukan saja sebelum kita akan sampai ke sana, tetapi sebelum kita dilahirkan. Doktrin ini mengajarkan bahwa tujuan akhir kita ada di dalam tangan Allah.[2]
Istilah Alkitab untuk Predestinasi
Berikut beberapa istilah yang dipakai di dalam Alkitab.
1. Kata Ibrani ‘yada’ dan Kata Bahasa Yunani adalah ginoskein, proginoskein, dan prognosis. Kata ‘Yada” secara harafiah berarti “mengetahui” atau “mengamati” dari seseorang atau sesuatu, atau dapat juga dipakai untuk menunjukkan satu arti yang lebih dalam yaitu “Mengetahui seseorang dengan satu kasih yang besar,” atau juga dapat diartikan sebagai “menjadikan seseorang sebagai obyek kasih atau pilihan kasih.” (Kej. 18:19; Amos 3:2; Hos. 13:5). Sedangkan dalam Perjanjian Baru memakai kata proginoskein, dan prognosis dan terletak dalam ayat-ayat (Kis. 2:23; Rom 8:29; 11:2; 1 Pet. 1:2) dan ginoskein berada di ayat-ayat 1 Kor. 8:3, Gal. 4:9; 2 Tim. 2:19.[3]
2 . Kata Ibrani bachar dan Kata Yunani eklegesthai dan ekloge. Kata-kata ini menekankan elemen pilihan dalam ketetapan Allah berkenaan dengan maksud kekal bagi orang berdosa, satu pilihan yang disertai dengan satu kesenangan baik. Dengan kata lain Allah memilih satu jumlah tertentu dari umat manusia dan menempatkan mereka dalam hubungan khusus dengan diri-Nya sendiri. Terdapat pada ayat : Rom. 9:11; 11:5; Ef. 1:4; 2 Tes. 2:13. [4]
3. Kata Yunani proorizein dan proorismos. Kata-kata ini selalu menunjuk pada predestinasi mutlak. Kata-kata ini menunjuk kepada pemilihan atas manusia untuk satu akhir tertentu, bisa baik dan bisa buruk. (Kis. 4:28; Ef. 1:5). Tetapi tidak harus merupakan suatu akhir final. (Kis. 4:28; Rom. 8:28; 1 Kor. 2:7; Ef. 1:5, 11).[5]
4. Kata Bahasa Yunani Protithenai dan Prothesis. Dalam kedua kata ini kita perlu memperhatikan kenyataan bahwa Allah telah menetapkan di hadapan-Nya satu rencana yang tertentu yang dengan teguh dipegang-Nya. Dengan kata lain, kata-kata ini menunjukkan tujuan Allah dalam menentukan manusia untuk keselamatan. Ayat-Ayatnya : Rom. 8:29; 9:11; Ef. 1:9,11; 2 Tim. 1:9.[6]
Sumber :
G. J. Baan, TULIP, (Surabaya : Momentum, 2009), 44
Louis Berkhof, Sistematika Teologi 1 : Doktrin Allah, (Surabaya : Momentum, 2021), 203 - 205
R C Sproul, Dasar-Dasar Iman Kristen, (Malang : Literatur SAAT, 2014), 215
---
[1] G. J. Baan, TULIP, (Surabaya : Momentum, 2009), 44
[2] R C Sproul, Dasar-Dasar Iman Kristen, (Malang : Literatur SAAT, 2014), 215
[3] Louis Berkhof, Sistematika Teologi 1 : Doktrin Allah, (Surabaya : Momentum, 2021), 203
[4] Ibid, 204
[5] Ibid, 204
[6] Ibid, 204 - 205