Providensi dapat didefinisikan sebagai “tindakan yang terus menerus berlangsung dari kekautan ilahi di mana sang Pencipta melindungi semua makhluk-Nya, yang bertindak dalam segala hal yang terjadi di dalam dunia, dan mengarahkan segala sesuatu pada tujuan akhir yang telah ditunjuk.[Yakni kepada kemuliaan-Nya].”[1] Providensi Allah sendiri ada kaitannya dengan Anugerah Umum Allah.
![]() |
Pemerintahan di Westminster © Foto oleh PublicDomainPictures dari Pixabay / Westminster |
Anugerah Umum
Common Grace ini sebenarnya adalah konsep yang paling diingat dari konsep Abraham Kuyper. Konsep ini sendiri didapatkan dari Calvin. Kuyper berpendapat bahwa Anugerah umum diterima oleh orang tidak percaya jauh lebih berlimpah daripada orang-orang percaya.[2]
Anugerah Umum adalah anugerah yang diberikan Tuhan kepada seluruh ciptaannya, dan tentu saja manusia termasuk di dalamnya. Anugerah umum Tuhan tersebut diberikan oleh Tuhan oleh karena Dia adalah Pencipta dan pemelihara segala sesuatu, dan karena Dia adalah Allah yang penuh dengan cinta kasih, belas kasihan, dan kemurahan.[3]
Bagian-Bagian Anugerah Umum
Menurut Herman Kuiper, Calvin memberikan tiga bagian, yaitu :
- Anugerah Umum universal, yaitu anugerah yang mencakup semua makhluk.
- Anugerah Umum menyeluruh, yaitu anugerah yang diberikan pada semua umat manusia, secara menyeluruh dan bagi semua umat manusia.
- Anugerah Umum Perjanjian, suatu anugerah yang umum untuk semua orang yang ada di dalam ruang lingkup perjanjian, baik mereka yang termasuk pilihan atau bukan.
Sarana-Sarana Anugerah Umum
Menurut Louis Berkhof setidaknya ada 4 Sarana, yakni :
- Wahyu Umum, Wahyu ini adalah buah dari anugerah umum. Tetapi lebih terbatas dari terang wahyu khusus Allah.
- Pemerintah. Menurut Roma 13 pemerintah ditunjuk oleh Allah sendiri, supaya masyarakat dapat diatur dengan baik.
- Pendapat Umum. Apabila pendapat umum ini dibentuk di bawah pengaruh wahyu Allah, maka dipakai dalam sarana anugerah umum.
- Hukuman dan penghargaan ilahi. Pengaturan dari providensi Allah, di mana Ia sendiri datang untuk memberikan upah yang baik kepada yang baik. Sedangkan yang jahat akan diberi hukuman ilahi.[4]
Sumber Pustaka :
Louis Berkhof, Teologi Sistematika 1 : Doktrin Allah, (Surabaya : Momentum, 2021), 314
Louis Berkhof, Teologi Sistematika 4 Doktrin Keselamatan, (Surabaya: Momentum, 2010), 61 - 64
Muriwali Yanto Matalu, Abraham Kuyper : Kristus Raja Segala Bidang, (Malang: Gerakan Kebangunan Kristen Reformed, 2018), 27
Muriwali Yanto Matalu, Dogmatika Kristen, (Malang : Gerakan Kebangunan Kristen Reformed, 2017), 679
---
[1] Louis Berkhof, Teologi Sistematika 1 : Doktrin Allah, (Surabaya : Momentum, 2021), 314
[2] Muriwali Yanto Matalu, Abraham Kuyper : Kristus Raja Segala Bidang, (Malang: Gerakan Kebangunan Kristen Reformed, 2018), 27
[3] Muriwali Yanto Matalu, Dogmatika Kristen, (Malang : Gerakan Kebangunan Kristen Reformed, 2017), 679
[4] Louis Berkhof, Teologi Sistematika 4 Doktrin Keselamatan, (Surabaya: Momentum, 2010), 61 - 64