Rabu, 07 Juli 2021

Providensi Allah : Tidak ada “Kebetulan” dan “Takdir”

Teologia Reformed meyakini bahwa Tuhan tidak hanya sekedar menciptakan alam semesta, tetapi Dia juga memelihara dan mengatur keberlangsungannya. Jika Tuhan tidak memimpin, mengatur, dan memelihara seluruh ciptaan-Nya, akan semua akan hancur.[1]

Bunga Tulip
Bunga Tulip yang Indah
© Foto Oleh RÜŞTÜ BOZKUŞ dari Pixabay /Tulip

 

Pengakuan Iman Westminster  Bab V Mengenai Providensi

 1. Allah Sang Pencipta agung segala sesuatu, menopang, mengarahkan, mengatur, dan memerintah semua ciptaan, tindakan, dan perihal, dari yang terbesar hingga yang terkecil, dengan providensi-Nya yang paling bijaksana dan kudus, seturut pra-pengetahuan-Nya yang sempurna, dan keputusan kehendak-Nya yang bebas dan tidak berubah, untuk memuji kemuliaan kebijaksanaan, kuasa, keadilan, kebaikan, dan kasih setia-Nya.


Bagian Pengakuan Iman ini mengajarkan :

  • bahwa Allah,yang menciptakan segala sesuatu, juga menopang (memelihara) seluruh keberadaan ciptaan-Nya itu;
  • bahwa Allah memiliki kendali mutlak atas seluruh ciptaan-Nya itu;
  • bahwa kendali mutlak ini menyangkut semua ciptaan dan tindakan mereka, serta semua kejadian di alam ini;
  • bahwa kendali mutlak ini mengefektifkan pelaksanaan rencana Allah yang telah ditetapkan, dan;
  • tujuan dari semuanya adalah untuk kemuliaan Allah.[2]


Tidak ada Kebetulan dan Takdir

Ada dua kesalahan yang dihindari, yakni kesalahan pertama adalah ajaran bahwa segala sesuatu terjadi secara kebetulan. Kesalahan kedua adalah ajaran bahwa segala hal terjadi karena keniscayaan yang buta atau takdir. Karena Allah mengendalikan alam semesta ini, tidak ada tempat abgi hal yang disebut kebetulan, dan karena Allah mengendalikan alam semesta ini, juga tidak ada tempat bagi hal yang disebut takdir.[3]


Bagaimana Allah Mengendalikan segalanya?

Cara Allah memang misterius dan melampaui kemampuan pemahaman kita. Tetapi kita akan terbantu jika kita tetap menyimpan pemahaman kita akan hal ini, yakni :

  1. Allah yang menciptakan segala sesuatu. Jika mengapa harus heran jika Dia mampu menjalankan kendali absolut atas semua yang telah diciptakan-Nya itu?
  2. Allah memiliki pra-pengetahuan yang sempurna (Kis. 15:18; 1 Ptr. 1:12). Tidak sulit untuk melihat bagaimana kuasa ini memberikan kuasa yang tidak terbatas untuk mengendalikan segalanya secara efektif?
  3. Allah adalah Mahakuasa, Dia mampu melakukan apa yang dikehendaki-Nya di mana dan kapan saja. Dia bebas untuk “memasukkan” ke dalam dunia ini kuasa supernatural yang secara drastis “Mengubah” kondisi yang ada (demikianlah mujizat-mujizat Allah itu).
  4. Allah bebas. Dia tidak terhalangi dalam melakukan kehendak-Nya yang kudus.[4]


Referensi :

G. I. Williamson,  Pengakuan Iman Westminster,  (Surabaya : Momentum,  2017),  71 - 73

Muriwali Yanto Matalu,  Dogmatika Kristen,  (Malang : Gerakan Kebangunan Kristen Reformed, 2017),  278 - 279


---

[1] Muriwali Yanto Matalu,  Dogmatika Kristen,  (Malang : Gerakan Kebangunan Kristen Reformed, 2017),  278 - 279

[2] G. I. Williamson,  Pengakuan Iman Westminster,  (Surabaya : Momentum,  2017),  71

[3] G. I. Williamson,  Pengakuan Iman Westminster,  (Surabaya : Momentum,  2017),  71 - 73

[4] Ibid, 73

Load comments