Pengertian dari Wahyu
Wahyu atau penyataan (revelation) adalah penyingkapan Allah kepada manusia mengenai Diri Allah, manusia, dan ciptaan lain sejauh mana Allah menginginkan hal-hal tersebut diketahui manusia.[1] Tetapi yang penting dari konsep wahyu ini adalah ide kita tentang Allah sebagai keberadaan yang mutlak dan kesadaran diri secara mutlak.[2]
![]() |
Pegunungan salah satu yang diciptakan Allah © Foto Oleh Jörg Peter dari Pixabay / Pegunungan |
Ide dari kata “wahyu” atau “revelation sendiri” ada dalam Alkitab. Alkitab menggunakan kata-kata : galah, ra’ah, yada’ untuk Perjanjian Lama dalam bahasa Ibrani. Sedangkan Perjanjian baru dalam bahasa Yunani adalah epiphaniō, emphanizō, gnōrizō, deloō, deiknyō, laleō.[3] [4]
Dalam teologia Reformed sendiri penting untuk membedakan antara Wahyu Umum dengan Wahyu Khusus. Sebab keduanya memang merupakan berasal dari Allah. Akan tetapi ada perbedaan, yakni wahyu umum adalah wahyu dalam ciptaan sedangkan wahyu khusus adalah inkarnasi Kristus dan Alkitab.[5]
Wahyu Umum
Wahyu umum adalah pernyataan Allah yang bersifat umum di dalam ciptaannya.[6] Disebut sebagai wahyu umum disebut demikian karena penerimanya adalah semua orang dan pokok permasalahannya dalam teologi secara luas.[7]
Bentuk-Bentuk Wahyu Umum
Beberapa Teolog berusaha memberikan bentuk-bentuk wahyu umum ini. Tetapi yang lebih sederhana sebenarnya manusia hanya bisa menerima 3 wahyu saja, yakni alam, manusia, dan Allah. Akan tetapi selain demikian, dari sumber langsung dari mereka, yaitu dari alam, dari manusia, dan dari Allah.[8] Skema dari Cornelius van Til seperti hubungan subyek-subyek, obyek-obyek, dan subyek-obyek :
Mengenai Alam :
- Dari Alam, maka ia bisa melalui fisika
- Dari diri manusia, yaitu melalui psiko-fisika
- Dari Allah, yaitu melalui theologiko-fisika
Mengenai manusia itu sendiri :
- Dari alam. yaitu melalui fisiko-psikologi
- Dari diri, yaitu melalui psikologi-proper
- Dari Allah, yaitu theologiko-psikologi
Mengenai Allah :
- Dari alam, yaitu melalui theologi natural
- Dari diri manusia, yaitu melalui theologi rasional.
- Dari Allah, yaitu melalui theologi proper.[9]
Beberapa teolog lainnya juga menjelaskan mengenai bentuk-bentuk Wahyu Umum. antara lain Muriwali Yanto Matalu menuliskan :
- Benih agama / kepercayaan (Sense of Deity /Semen Religionis)
- Rasio
- Hati Nurani
- Alam Ciptaan Di luar Diri Manusia.[10]
Wayne Grudem menjelaskan 3 media / bentuk dari wahyu umum. Antara lain :
- Alam
- Kedaulatan Allah dalam Sejarah
- Hukum Moral.[11]
Referensi :
Cornelius van Til, Pengantar Theologi Sistematik, (Surabaya : Momentum, 2015), 135, 140, 233 - 234
Muriwali Yanto Matalu, Dogmatika Kristen, (Malang: Gerakan Kebangunan Kristen Reformed, 2017), 105 - 113
Wayne Grudem, Systematic Theology, (Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 2000), 128
W Gary Crampton, Verbum Dei : Alkitab Firman Tuhan, (Surabaya: Momentum, 2000), 32
-----
[1] Muriwali Yanto Matalu, Dogmatika Kristen, (Malang: Gerakan Kebangunan Kristen Reformed, 2017), 105
[2] Cornelius van Til, Pengantar Theologi Sistematik, (Surabaya : Momentum, 2015), 135
[3] Muriwali Yanto Matalu, Dogmatika Kristen, (Malang: Gerakan Kebangunan Kristen Reformed, 2017), 105
[4] Cornelius van Til, Pengantar Theologi Sistematik, (Surabaya : Momentum, 2015), 233 - 234
[5] Muriwali Yanto Matalu, Dogmatika Kristen, (Malang: Gerakan Kebangunan Kristen Reformed, 2017), 106
[6] Ibid, 107
[7] W Gary Crampton, Verbum Dei : Alkitab Firman Tuhan, (Surabaya: Momentum, 2000), 32
[8] Cornelius van Til, Pengantar Theologi Sistematik, (Surabaya : Momentum, 2015), 140
[9] Ibid, 140
[10] Muriwali Yanto Matalu, Dogmatika Kristen, (Malang: Gerakan Kebangunan Kristen Reformed, 2017), 107 - 113
[11] Wayne Grudem, Systematic Theology, (Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 2000), 128