Sabtu, 07 Agustus 2021

Penciptaan Vs Evolusi

Teori Evolusi

Dalam teori evolusi, bahwa segala sesuatu berevolusi dari bentuk yang paling sederhana menunjuk kepada bentuk yang lebih baik. Manusia, misalnya berkembang dari binatang-binatang yang sederhana, lalu berkembang menjadi binatang yang lebih kompleks, lalu kemudian menjadi monyet dan akhirnya menjadi manusia. Perubahan ini secara progresif secara perlahan-lahan menunju kepada bentuk yang lebih baik atau lebih canggih.[1]

Bunga
Bunga yang Indah dalam Providensi Allah
© Foto oleh Hans Braxmeier dari Pixabay / Bunga
 

Menurut Darwin manusia memiliki kemiripkan dengan makhluk mamalia lainnya, bahkan proses dan fungsi reproduksi. Dengan demikian, bahwa manusia dan semua hewan vertebrata dibangun pada model dan spesies yang sama.[2] Asal usul manusia menurut Darwin adalah Afrika. Alasannya ialah :


Disemua wilayah besar di dunia ini, mamalia yang masih hidup berkerabat dekat dengan spesies berevolusi di wilayah tersebut. Oleh sebab itu barangkali pada masa silam Afrika dihuni oleh kera yang sudah punah, yang berkerabat dekat dengan gorila dan simapanse. Karena kedua spesies ini sekarang merupakan kerabat paling dekat bagi manusia. Agak lebih mungkin leluhur pertama kita hidup di benua Afrika daripada di tempat lain.[3]


Kesimpulan pokok Darwin yang kedua dalam The Descent of the Man adalah bahwa ciri-ciri manusia yang penting. Ciri-ciri itu adalah bipedalisme, teknologi, dan otak yang besar dan berevolusi serempak. Dalam tulisannya:


Jika memang menguntungkan bagi manusia punya tangan dan lengan yang bebas, dan berdiri tegak pada kakinya. Maka saya tidak melihat alasan bagi leluhur manusia menjadi semakin tegak atau bipedal. Tangan dan lengan tentu sulit melempar batu dan tombak dengan jitu. Selama terbiasa digunakan menopang seluruh berat tubuh. . . atau selama dipakai khusus untuk memanjat pohon.[4]


Kesimpulan pokok Darwin yang kedua dalam The Descent of the Man adalah bahwa ciri-ciri manusia yang penting. Ciri-ciri itu adalah bipedalisme, teknologi, dan otak yang besar dan berevolusi serempak.


Mengapa Teori Evolusi Sangat Bertentangan?

Namun teori evolusi ini sendiri sangat bertentangan dan berlawanan dengan sendirinya. Terutama jika kita kritik secara filosfis dan terjadi beberapa cacat logika. Antara lain :

Ilustrasi DNA
Ilustrasi DNA
© Foto Oleh Darwin Laganzon dari Pixabay / DNA

Pertama, Teori Evolusi gagal dalam menjelaskan asal mula alam semesta. Jika kita bertanya mengenai asal mula alam semesta kepada mereka yang berpegang keapda teori evolusi, maka jawaban yang sering ktia dapatkan saat ini adalah teori ledakan besar (big bang), di man terjadi ledakan besar dalam alam semesta ini yang kemudian menjadi asal mula segala sesuatu. Di samping teori big bang masih ada teori spekulasi lainnya seperti teori bintang kembar dan teori kabut nebula. Namun yang diterima secara umum adalah teori big bang.[5]


Kedua, teori evolusi tidak bisa menjelaskan permasalahan mata rantai yang hilang (missing link) dalam makhluk hidup. Sebagai contoh, jika manusia berasal dari monyet, maka di manakah bentuk peralihan dari monyet menuju kepada bentuk manusia? Kita belum menemukan bentuk peralihan itu seperti itu sekarang ini. Dan sampai sekarang belum tentu ada penemuan fosil manusia secara komplik, namun hanya sebuah tulang tengkorak, sebuah tulang paha, dan beberapa buah gigi.[6]


Ketiga, teori evolusi gagal menjelaskan asal mula aspek rasio dan moral manusia. Mari kita mengambil yang kedua saja yakni aspek moral. Jika manusia berasal dari monyet, sedangkan monyet tidak mempunyai aspek moral – tidak tahu apa yang baik dan jahat – berarti aspek moral sekonyong-konyong timbul setelah monyet berkembang menjadi manusia. Jika demikian, maka dari manakah aspek moral yang tiba-tiba munul tersebut? Pemegang teori evolusi yang mempercayai adanya aspek moral dalam diri manusia tentu kebingungan menjawab pertanyaan ini. Namun pemegang teori evolusi yang atheis akan menjawab bahwa aspek moral tentang yang baik dan jahat dalam diri manusia itu tidak sungguh-sungguh ada.[7]


Penciptaan adalah Penting

Penciptaan dunia materi bersifat teratur, di mana Tuhan menciptakan galaksi-galaksi termasuk tata surya kita dengna teratur. Ini dibuktikan oleh perputaran benda-benda angkasa yang sangat tertib dan tidak menimbulkan tabrakan atau kekacauan. Makhluk hidup juga diciptakan dengan teratur, yakni diciptakan menurut jenisnya masing-masing. (lih. Kej. 1:11 - 13, 20 - 25). Karena makhluk hidup sudah diciptakan menurut jenisnya masing-masing, maka tentu ktia tidak mengenal apa yang namanya perpindahan atau pertukaran jenis (spesies).[8]


Sumber Referensi : 

Charles Darwin, The Descent of Man, and Selection in Relation to Sex, (New Jersey: Pricenton University Press, TP, 1981), 10 - 13

Muriwali Yanto Matalu, Dogmatika Kristen, (Malang : Gerekan Kebangunan Kristen Reformed, 2017), 301 - 303

Richard Leakey, Asal Usul Manusia, (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2003),  2, 4


-----

[1] Muriwali Yanto Matalu, Dogmatika Kristen, (Malang : Gerekan Kebangunan Kristen Reformed, 2017), 301 - 302

[2] Charles Darwin, The Descent of Man, and Selection in Relation to Sex, (New Jersey: Pricenton University Press, TP, 1981), 10 - 13

[3] Richard Leakey, Asal Usul Manusia, (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2003),  2

[4] Ibid, 4

[5] Muriwali Yanto Matalu, Dogmatika Kristen, (Malang : Gerekan Kebangunan Kristen Reformed, 2017), 302

[6] Ibid, 302

[7] Ibid, 303

[8] Ibid, 301

Load comments