Jumat, 19 November 2021

Tokoh Teolog : Abraham Kuyper

Pernahkah memahami seorang teolog Abraham Kuyper, Namun pernahkah mendengar seorang teolog yang pernah menjadi Perdana Menteri di Belanda. Sehingga siapakah Abraham Kuyper? 

Abraham Kuyper
Abraham Kuyper
Abraham Kuyper ©  abrahamkuypercenter.nl
 

Riwayat Singkat

Abraham Kuyper lahir di Maassluis, Belanda pada tanggal 29 Oktober 1837. Dia anak dari Pdt. Jan Hendrik Kuyper dan Henriette Huber Kuyper. Sejak kecil, Kuyper sangat akrab dengan membaca buku. Masa kecil, ketika dirinya sekolah. Guru-gurunya, konon mengira Kuyper ini adalah anak yang bodoh ketika berusia 12 tahun. Akan tetapi berhasil masuk sekolah Gymnasium di Middleburg, dan masuk Universitas Leyden.


Sejak awal memang Kuyper ini menjadi mahasiswa yang lulus dengan magna cum laude dan summa cumlaude. Hingga membawanya berhasil menjadi doktor di bidang Teologi Suci (Sacred Theology) pada tahun 1863 ketika ia berusia dua puluh enam tahun.


Panggilan pelayanan Kuyper pertama di Beesd tahun (1863-1868). Di kota  Beesd Kuyper bergabung dengan partai politik Kristen yang dipimpin oleh Mr. G. Groen van Prinsterer.


Lalu pindah ke Utrecht dan melayani di sana tahun (1868-1874). Disini ia bertemu dengan pemimpin-pemimpin ortodoks Gereja Negara Belanda. Disini Kuyper belajar sekolah Apologetika dari Doedes dan Van Ooterzee.


Pelayanan Gereja Kuyper berikutnya di Amsterdam tahun 1870-1874. Di tahun 1872, ia mendirikan dan menjadi kepala editor koran harian De Standaard (The Standard). Kemudian Kuyper mendirikan dan menjadi editor koran mingguan De Heraut (The Hearld). Selama 45 tahun dirinya berjuang di media cetak ini.


Kuyper pada tahun 1874 menjadi anggota dari perwakilan bawah (lower house) di Parlemen, yang dijabat sampai tahun 1877. Pada tahun 1880, Kuyper mendirikan Free University of Amsterdam, (Vrije Universiteit). Universitas yang memakai Alkitab sebagai dasar yang mutlak untuk mendirikan seluruh struktur pengetahuan manusia dalam setiap segi kehidupan. Serta Universitas teologi Reformed (Calvinisme) untuk melawan liberalisme dan modernisme.


Pada tahun 1898, Kuyper diundang oleh Princeton Theological Seminary di Amerika. Kemudian ia menyampaikan “Stone Lectures” di Princeton Theological Seminary. Kemudian di Princeton University. Universitas ini ingin memberikan doktor penghargaan (honoris causa) di bidang hukum kepadanya. Ceramah-ceramah calvinisme (Lectures of Calvinisme) yang menguasai seluruh kehidupan.


Sekembalinya ke Belanda, ia melanjutkan jadi pemimpin partai Anti-revolusi, tahun 1901. Kuyper dipanggil oleh Ratu Wilhelmina untuk membentuk sebuah kabit. Ia melayani sebagai Perdana Menteri di Belanda untuk tahun 1901 - 1905.


Setelah itu, Kuyper tinggal di Hague sebagai Pendeta Negara dan Kuyper dikenal sebagai sosok yang ternama di negeri itu. Hingga melayani berbagai editor dan artikel hingga akhir hayatnya pada 8 November 1920.

 

Keunikan Padangan Kuyper

Salah satu yang menjadi fondasi Kuyper adalah Agama. :

Agama [bahkan Atheispun yang tidak mengakui Allah] bukanlah hanya sekedar ranah kehidupan di lingkungan keadaan. Tetapi Agama adalah arah kehidupan yang manusia ambil ketika seseorang memberi dirinya dipimpin oleh kekuasaan yang baik berasal dari Allah sejati atau Allah yang palsu. Komitmen ini yang mengarahkan dan mengontrol kehidupan seseorang. Manusia tidak berkuasa apa-apa atas allah-allah tersebut. Sehingga worldview dan kehidupan manusia saling berkaitan. Sehingga yang menjadi fondasi adalah Allah.


Karya-Karya Kuyper :

  • Berikut beberapa karya yang terpenting dari Kuyper :
  • Encyclopedia of Sacred Theology (1898)
  • Calvinisme (Lecture on Calvinism), (1899)
  • To be Near Unto God (1925)
  • His Decease (1928).
  • A Sleep in Jesus (1929).
  • The Revelation of John (1935).
  • Common Grace  (1905)
  • Our program (1878)
  • The Social Question and the Christian Religion (1891)

 

Mandat Budaya

Abraham Kuyper adalah pemimpin Reformed yang mempelopori yang paling setia menjalankan mandat budaya. Walaupun pada akhirnya merupakan konsep dari John Calvin.  Mandat Budaya-pun di dasari dari Alkitab pada Kejadian 1:28 ; 2:15.


Dimana mandat budaya bukan saja bagaimana membawakan prinsip-prinsip Firman untuk menerangi dunia. Tetapi juga harus memahami filsafat dan semangat zaman sehingga kita bisa berperang tidak hanya “esensi” atau worldview dan juga “fenomena” atau kehidupan.  Sehingga prinsip vs prinsip. Worldview dan kehidupan vs worldview dan kehidupan.


Jika kita mengerti pengertian benar tentang mandat budaya, maka dikotomi (pemisahan) antara yang bersifat rohani dan sekuler harus ditinggalkan. Faktanya bahwa seluruh dunia ini adalah milik Tuhan bukan milik setan. Jika dunia ini milik Tuhan, maka segala sesuatu yang ada di dalam dunia ini harus dipersembahkan untuk kemuliaan-Nya.

 

Sumber :

  • Abraham Kuyper,  2014,  Iman Kristen dan Problema Sosial,  Surabaya : Momentum,  Hlm. xi -xii, 6 - 20
  • Abraham Kuyper, 2012, Ceramah-Ceramah Mengenai Calvinisme, Surabaya : Momentum,  Hlm. vii – xv
  • Muriwali Yanto Matalu,  2017,  Dogmatika Kristen, Malang: GKKR,  Hlm. 868 - 871
  • Muriwali Yanto Matalu,  2018,  Abraham Kuyper : Kristus Raja Segala Bidang,  Malang : GKKR,  Hlm. 11-22.

Load comments