Kita sudah memahami bahwa persatuan mistis di dalam Kristus adalah salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan orang-orang Kristen. Bahkan dapat dibilang menjadi satu-satunya doktrin yang menentukan orang tersebut itu bisa memperoleh keselamatan ataupun tidak. Bahkan persatuan ini menjadi sentral dari soteriologi Kristen.
Seturut dan Segambar dengan sang Kristus © Gambar oleh Emmanuel Mendez dari Pixabay / Salib |
Persatuan ini dapat didefinisikan sebagai persatuan yang intim, penting dan bersifat rohani antara Kristus dan umat-Nya dengan pengertian bahwa Ia adalah sumber dari hidup dan kekuatan mereka, sebagai sumber dari hidup yang diberkati dan diselamatkan. Bahwa persatuan ini adalah satu persatuan yang penuh berkat dapat dengan jelas dengan penggambaran yang dipakai Alkitab[1]
Natur / Sifat dari Persatuan Mistis dalam Kristus
Natur atau sifat dari persatuan mistis sangat penting bagi orang percaya mempelajarinya. Sehingga bagaimanakah sifat /natur dari persatuan mistis dalam Kristus ini?
- Persatuan yang Federal. Dimana persatuan ini terdapat kesepakatan perdamaian, Kristus mau sukarela menjadi Kepala dan Jaminan bagi kaum pilihan yang telah ditetapkan untuk mengenakan manusia baru, dan meneguhkan mereka di hadapan Tuhan dengan cara membayar hukuman karena dosa mereka dan dengan mengerjakan ketaatan sempurna kepada hukum dan dengan demikian memberikan jaminan kepada mereka untuk mendapatkan hidup yang kekal.[2]
- Persatuan hidup yang ideal ditetapkan dalam kesepakatan penebusan. Persatuan dalam Gereja ini, secara ideal sudah dibentuk dalam kesepakatan penebusan, dan dibentuk dalam persatuan dengan Kristus, dan persatuan ini memungkinkan bahwa semua berkat yang merupakan jasa Kristus yang dapat diturunkan bagi mereka yang dipersatukan secara organis.[3]
- Persatuan hidup yang secara obyektif digenapkan dalam Kristus. Kristus dapat memberikan keselamatan bagi mereka sebab Ia sudah mempunyai hubungan dengan mereka sebagai Jaminan dan Pengantara, Kepala dan Pengganti mereka. Keseluruhan Gereja tercakup dalam Dia sebagai Kepala. Dalam pengertian obyektif, Gereja juga tersalib bersama Kristus, bangkit bersama Dia dari kematian, dan didudukan bersama Dia dalam Kemuliaan Surga.[4]
- Persatuan yang Hidup yang secara obyektif digenapkan oleh Pekerjaan Roh Kudus. Pekerjaan Kristus belum selesai hanya dengan memberikan keselamatan bagi umat-Nya dan mereka memperoleh berkat keselamatan saja. Dalam kesepakatan penebusan, Ia memberikan semua berkat penebusan itu kepada umat-Nya, dan semua itu dikerjakan Kristus melalui karya Roh Kudus.[5] Dan persatuan ini adalah Persatuan Rohan. Dimana Roh Kudus membawa kita “ke dalam Kristus” dengan sungguh-sungguh.[6]
- Persatuan ini adalah Persatuan Tubuh dan Daging. Melalui inkarnasi-Nya, Anak Allah menjadi satu dengan kita, mengambil bagian dalam natur kita. Dia datang “menjadi sama dengan manusia.” (Flp. 2:7), “yang serupa dengan daging dan dikuasai dosa.” (Rm. 8:3). Dan Kristus sungguh-sungguh mengambil natur kita di dalam kandungan perawan maria dan menguduskannya melalui Roh Kudus, dan hidup taat dalam kelemahan daging kita. Kita dipersatukan melalui kovenan Ilahi dan juga inkarnasi Ilahi. Sehingga Kristus didasarkan pada persatuan Kristus dengan kita. [7]
- Persatuan Iman. Iman bukan hanya bersandar pada Kristus, tetapi menurut bahasa Perjanjian Baru,m membawa kita “ke dalam” Kristus. Bahkan ada sekitar lima puluh bagian Alkitab di mana kita bisa membaca tentang percaya “ke dalam” Dia. Semua berkat rohani adalah milik kita di dalam Kristus, tetapi hanya ketiak kita masuk ke dalam Kristus barulah berkat-berkat rohani itu menjadi berkat praktis bagi kita.[8]
- Persatuan kehidupan. Penting bagi kita untuk melihat buah persatuan kita dengan Kristus selalu mengarahkan kita kepada kehidupan. Itulah alasan kenapa kita dicangkokkan ke dalam Pokok Anggur, yaitu agar kehidupan Pokok Anggur menjadi terlihat jelas dalam kehidupan kita. Bukan lagi kita yang hidup, tetapi Kristus yang hidup di dalam kita.[9]
Daftar Pustaka :
Louis Berkhof, Teologi Sistematika 4 : Doktrin Keselamatan, (Surabaya: Momentum, 2010), 79 - 83
Sinclair B. Ferguson, Kehidupan Kristen, (Surabaya : Momentum, 2007), 142 - 145
-----
[1] Louis Berkhof, Teologi Sistematika 4 : Doktrin Keselamatan, (Surabaya: Momentum, 2010), 82 - 83
[2] Ibid, 79
[3] Ibid, 80
[4] Ibid, 80 - 81
[5] Ibid, 81
[6] Sinclair B. Ferguson, Kehidupan Kristen, (Surabaya : Momentum, 2007), 144
[7] Ibid, 142 - 143
[8] Ibid, 143
[9] Ibid, 145