Senin, 07 Februari 2022

Arti Penting Panggilan Efektif dan Implikasinya

Panggilan Efektif adalah salah satu dasar ajaran soteriologi yang sangat penting untuk kita pelajari setelah kita memahami panggilan injil / Eksternal. Panggilan Efektif ini mengimplikasikan kehidupan yang penuh dengan ketaatan dan membawa orang-orang semakin mengenal Tuhan melalui Roh Kudus. Panggilan Efektif ini begitu lembut sehingga orang-orang dapat mengenal sang Juru selamat kita, yakni Tuhan kita Yesus Kristus.

Alkitab Firman adalah Allah
Alkitab adalah Firman Allah
© Foto Oleh congerdesign dari Pixabay / Alkitab
 

Arti Penting Panggilan Efektif dalam Teologi Reformed

Panggilan Efektif adalah salah satu bagian terpenting dalam Teologi Reformed.  Seperti dalam beberapa ungkapan dari pengakuan iman dan beberapa tulisan lainnya. Panggilan Efektif ini yang membentuk aspek penting dari teologi Reformed yang bersumber dari tulisan Augustinus. :


Karena itu, ketika Injil dikhotbahkan, sejumlah orang  percaya, sejumlah yang lain tidak percaya; tetapi mereka yang percaya kepada perkataan pengkhotbah dari luar diri mereka, mendengarkan suara Bapa yang ada di dalam hati mereka, dan mereka memahami; sehingga mereka yang tidak percaya, mereka mendengar suara dari luar diri mereka, tetapi tidak mendapatkan pendengaran di dalam hati mereka, apalagi memahaminya; - hal ini berarti kepada yang percaya, mereka diberi anugerah untuk percaya, sedangkan bagi yang tidak percaya, mereka tidak diberikan anugerah itu. Karena “Tidak ada seorang pun,” demikian firman Yesus, “yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku.” (Yoh. 6:44).[1]


Dan juga John Calvin, dalam hal ini juga mengajarkan mengenai panggilan Efektif yang disebutkan sebagai “panggilan di dalam” (Inward Calling) :


... Hanya jika Allah bercahaya di dalam diri kita, dengan terang Roh Kudus-Nya, maka ada manfaat dari firman-Nya. Maka panggilan di dalam, yang hanya efektif dan khusus bagi kaum pilihan, dibedakan dari suara manusia yang diterimanya dari luar.[2]



Serta Canon of Dort juga menjelaskan Panggilan injil dan panggilan efektif disebut di dalam paragraf yang sama :


... Tetapi mereka yang dipanggil oleh Injil (per ministerium evangelii vocati) menaati panggilan itu dan bertobat, tidak diperhitungkan sebagai penggunaan kehendak bebas mereka secara benar, ... tetapi sepenuhnya diperhitungkan kepada Allah, yang memanggil mereka secara efektif (efficaciter vocat), pada waktunya, karena Dia telah memilih mereka sebagai milik-Nya sendiri sejak kekekalan di dalam Kristus.[3]


Serta dalam Pengakuan Westminster juga mengajarkan panggilan Efektif :


Semua orang yang telah Allah predestinasikan untuk kehidupan, dan hanya mereka saja, Dia berkenan untuk memanggil secara efektif pada waktu yang telah ditetapkan dan disetujui-Nya melalui firman dan Roh-Nya, agar keluar dari kondisi dosa dan maut di mana mereka berada sesuai natur mereka menuju anugerah dan keselamatan Yesus Kristus; ....[4]

Panggilan Efektif ini adalah Anugerah Allah yang bebas dan khusus, bukan berasal dari sesuatu apapun yang ada di dalam pra-penglihatan-Nya tentang manusia, yang mana manusia dalam hal ini hanyalah bersifat pasif secara keseluruhan, sampai saat dihidupkan dan diperbaharui oleh Roh Kudus, barulah dia dimampukan untuk menjawab panggilan ini dan untuk merangkul anugerah yang ditawarkan dan disalurkan di dalam panggilan itu. [5]


Sehingga dalam teologi Reformed sangat menekankan panggilan efektif, kadang-kadang dikaitkan dengan panggilan injil. Meskipun keduanya berbeda. Namun tetap penting untuk kita tetap menempatkan kedua bentuk panggilan ini secara bersama-sama. Para teolog Reformed sering kali berbicara mengenai Panggilan Injil dan Panggilan Efektif sebagai dua aspek atau dua sisi dari satu panggilan.[6]


Implikasi dari Panggilan Efektif

Pertama-tama, kita harus melihat bahwa panggilan ini menekankan dengan jelas bahwa inisiatif dari pengalaman hidup rohani ini berasal dari Allah dan bukan manusia. Kita tidak mempunyai tuntutan atau hak apapun atas panggilan anugerah-Nya, sama seperti masa kegelapan dan kekacauan yang tidak terbentuk pada awal penciptaan tidak dapat menuntut usara Allah untuk menjadikan terang dan membentuk keteraturan. Allah sendiri berkatam “Dari dalam gelap akan terbit terang,”.[7]

Kedua, Panggilan ini sendiri menghasilkan buah dalam kesesuaian moral. Kita sendiri harus menjalani hidup yang layak dengan panggilan kita, yang menyatakan gaya hidup yang konsisten dengan anugerah yang memulai perjalan hidup kita. Kita akan mendapati bahwa semakin dekat kita kepada Sumber Cahaya itu, akan tampak semakin kuat dan mulia pula pernyataan anugerah Allah yang tidak terbatas itu. Dimana Simon Petrus, akhirnya dapat bersukacita bahwa dia yang telah dipanggil keluar dari kegelapan kepada Terang Allah yang Ajaib. (1 Ptr. 2:9).[8]

Ketiga, panggilan Allah mempunyai Implikasi berikut : Panggilan itu menuntut konfirmasi dalam hidup kita. Petrus sekali lagi mendekat kita untuk menjadikan panggilan dan pemilihan kita makin teguh. (2 Ptr. 1:10). Khususnya bagaimana kita tetap taat yang menjadi ujian dari pendengaran kita.[9]


Daftar Pustaka :

Anthony A. Hoekema, Diselamatkan oleh Anugerah, (Surabaya : Momentum, 2017), 113  - 115

G. I. Williamson, Pengakuan Iman Westminster, (Surabaya : Momentum, 2017), 135

Sinclair B. Ferguson, Kehidupan Kristen, (Surabaya : Momentum, 2007), 47 - 48

Internet :

https://www.ccel.org/ccel/schaff/npnf105/npnf105.xxi.ii.xv.html dan https://www.newadvent.org/fathers/15121.htm


----

[1] Anthony A. Hoekema, Diselamatkan oleh Anugerah, (Surabaya : Momentum, 2017), 113 lihat juga pada Bab 15 https://www.newadvent.org/fathers/15121.htm  dan Nicence and Post-Nicene Father, editor Phillip Schaff, https://www.ccel.org/ccel/schaff/npnf105/npnf105.xxi.ii.xv.html

[2] Anthony A. Hoekema, Diselamatkan oleh Anugerah, (Surabaya : Momentum, 2017), 114 lihat juga dalam Calvin, Commentary on Romans and Thessalonians, mengenai Roma 10:16

[3] Anthony A. Hoekema, Diselamatkan oleh Anugerah, (Surabaya : Momentum, 2017), 114 - 115

[4] Anthony A. Hoekema, Diselamatkan oleh Anugerah, (Surabaya : Momentum, 2017), 115 lihat dalam Pengakuan Iman Westminster X. 1 dan G. I. Williamson, Pengakuan Iman Westminster,  (Surabaya : Momentum, 2017), 135

[5] Pengakuan Iman Westminster X. 2 dalam G. I. Williamson, Pengakuan Iman Westminster, (Surabaya : Momentum, 2017), 135

[6] Anthony A. Hoekema, Diselamatkan oleh Anugerah, (Surabaya : Momentum, 2017), 115

[7] Sinclair B. Ferguson, Kehidupan Kristen, (Surabaya : Momentum, 2007), 47

[8] Ibid, 47 - 48

[9] Ibid, 48

Load comments