Rabu, 02 Februari 2022

Dasar-Dasar Panggilan Efektif

Setelah membahas Panggilan Injil. Namun permasalahan berikutnya adalah panggilan ini, tidak semua orang yang mendengarkan Injil akan menerima dan menyambut keselamatan itu. Sejumlah orang akan menerimanya, tetapi lainnya tidak bagaimana kita menjelaskan hal ini?

Roh Kudus
Pengaruh Roh Kudus memanggil orang untuk keluar dari kegelapan
menuju terang yang ajaib.
© Foto Oleh Gerd Altmann dari Pixabay / Roh Kudus
 

Sebagian memang telah memberikan jawaban mengenai penerimaan ini, Sebagian orang (Semi-Pelagian dan Arminians) mengatakan penerimaan panggilan Injil ini dan semata-mata hanya tergantung pada kehendak manusia. Dan dalam pandangan ini, Allah tidak menetapkan atau mengendalikan hasil dari panggilan Injil dan hasil panggilan Injil ini sendiri tergantung sepenuhnya di dalam kehendak manusia.[1]

  

Akan tetapi dalam tradisi Augustinus (354 – 430) dan para pengikut tradisi teologinya menyatakan bahwa alasan orang dapat menerima panggilan Injil harus dicari bukan di dalam kehendak manusia (Walaupun memang mereka mengakui kehendak manusia bersikap aktif dalam memberikan respons), melainkan di dalam anugerah Allah yang berdaulat. Tradisi ini dipertahankan oleh Teolog Calvinistis dan Reformed. Dan jelas, dalam tradisi Reformed, Manusia menurut naturnya tidak memiliki kemampuan untuk menanggapi panggilan Injil dengan pertobatan dan iman. Alasannya, mereka semua dilahirkan di dalam keberadaan berdosa dan keberadaan yang dikenal dengan “dosa asal,” yang terdiri dari “kerusakan menyeluruh (pervasive depravity” dan “ketidakmampuan rohani (spiritual inability).” Maka karena ketidakmampuan rohaninya, maka tanpa karya Roh Kudus saja, orang belum mengalami regenerasi tidak dapat mengubah arah dasar hidupnya dari kasih terhadap dirinya yang berdosa kepada kasih terhadap Allah.[2]


Istilah dalam Panggilan Efektif

Panggilan Efektif ini sendiri kadang mendapatkan istilah panggilan Internal / Panggilan khusus. Panggilan Efektif ini sendiri adalah panggilan yang sifatnya khusus, dimana panggilan khusus ini sendiri ditujukan kepada orang-orang pilihan. Seperti yang diungkapkan pada Roma 8:29 -30, “Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung diantara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan Mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya (LAI).”


Panggilan Khusus ini didefinisikan oleh Muriwali Yanto Matalu sebagai berikut :


"Panggilan Khusus adalah panggilan umum yang kemudian berbicara secara pribadi dalam hati seseorang, lalu disusul oleh pertobatan yakni timbulnya penyesalan akan dosa dan timbulnya penyesalan akan dosa dan timbulnya iman. Panggilan umum tersebut dimungkinkan untuk berbicara secara pribadi dalam diri seseorang ( menjadi panggilan khusus) oleh karena adanya karya Roh Kudus yang sudah melahirbarukan orang tersebut. Tanpa pekerjaan Roh yang melahirbarukan, maka mustahil panggilan Injil dapat berbicara dalam hati seseorang."[3]


Dasar-Dasar Panggilan Efektif

Dalam hal ini, pertama-tama kita harus melihat bagaimana sejak awal, manusia memiliki natur yang telah jatuh ke dalam dosa, tanpa karya Roh Kudus, maka manusia tidak akan mampu menanggapi panggilan Injil di dalam iman dan pertobatan.[4]


Pertama, Alkitab dengan jelas bahwa kondisinya dimana manusia telah jatuh dan tidak dapat melakukannya. Dimana kita bisa melihat dalam 1 Kor. 2:14, “Tetapi manusia duniawi [atau “yang tidak rohani” Yunani : Psychikos] tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya suatu kebodohan, dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.” Disini Paulus sangat jelas menyebutkan manusia sebagaimana adanya sesuai naturnya sendiri, bahwa manusia yang tidak mengalami regenerasi, sebab itu suatu kebodohan bahkan tidak mampu memahami hal-hal yang berasal dari Roh Allah.[5]


Kedua, kondisi manusia sesuai naturnya sendiri adalah bukan hanya sakit Rohan, melainkan mati secara rohani. Dan bagaimanapun, kondisi manusia yang secara rohani mati dapat memberikan respons positif kepada panggilan Injil? (Ef. 2:1-2). Sehingga sangat jelas bahwa kita sendiri tidak mampu menerima panggilan Injil dengan kekuatan diri kita sendiri.[6]


Ketiga, Hanya orang yang mengasihi Allah dan orang-orang yang dipanggil sesuai dengan rencana-Nya yang sebenarnya lebih dari sekedar panggilan Injil. (Rm. 8 :  28-30). Di dalam 1 Korintus 1:28, Kata kletois (mereka “yang telah dipanggil”) menunjuk kepada panggilan efektif, yaitu orang-orang yang di dalam diri mereka Allah dengan Roh Kudus-Nyas secara efektif memberikan kehidupan baru, dan dengan demikian memampukan mereka yang mendengar Injil memberikan respons kepercayaan kepada Panggilan Injil.[7]


Sehingga panggilan efektif sangat penting dalam kehidupan manusia karena panggilan inilah yang membawa orang kepada keselamatan, kelahiran baru, pertobatan dan iman.


Daftar Pustaka :

Anthony A. Hoekema, Diselamatkan oleh Anugerah, (Surabaya : Momentum, 2017), 103 - 106

Muriwali Yanto Matalu, Dogmatika Kristen Dari Perspektif Reformed, (Malang : Gerakan Kebangunan Kristen Reformed, 2017), 697


----

[1] Anthony A. Hoekema, Diselamatkan oleh Anugerah, (Surabaya : Momentum, 2017), 103 - 104

[2] Ibid, 104

[3] Muriwali Yanto Matalu, Dogmatika Kristen Dari Perspektif Reformed, (Malang : Gerakan Kebangunan Kristen Reformed, 2017), 697

[4] Anthony A. Hoekema, Diselamatkan oleh Anugerah, (Surabaya : Momentum, 2017), 105

[5] Ibid, 105

[6] Ibid, 106

[7] Ibid, 108

Load comments