Selasa, 08 Februari 2022

Hubungan antara Anugerah Umum dan Anugerah Khusus

Setidaknya kita telah memahami perbedaan antara anugerah umum dengan anugerah khusus. Namun apakah dari perbedaan ini, apakah ada hubungan antara anugerah umum dengan anugerah khusus?

Bunga
Bunga yang Indah dalam Providensi Allah
© Foto oleh Hans Braxmeier dari Pixabay / Bunga
 

Perbedaan Sederhana dari Anugerah Umum dan Anugerah Khusus

Anugerah umum adalah anugerah yang Allah berikan kepada setiap orang tanpa kecuali. Namun Anugerah umum tidak menyingkirkan dosa yang ada di dalam kehidupan manusia. Karena lebih bersifat berkat-berkat jasmaniah. Serta dapat ditolak oleh manusia karena tidak ada anugerah untuk menerima keselamatan.[1]

Sedangkan anugerah khusus sendiri berkenaan dengan keselamatan manusia. Dimana anugerah khusus ini tidak dapat ditolak oleh manusia, khususnya orang-orang percaya / kaum pilihan Allah. Anugerah khusus ini sendiri menyingkirkan kecemaran dosa di dalam umat pilihan Allah.[2]

Dilihat dari dua perbedaan mendasar dari anugerah umum dan anugerah khusus, apakah kedua anugerah dari Allah ini memiliki hubungan diantara kedua anugerah ini?


Hubungan anugerah umum dan anugerah khusus

Untuk memahami hubungan ini setidaknya kita bisa menjawab beberapa pertanyaan yang menjelaskan mengenai hubungan anugerah umum dan anugerah khusus.

  • Apakah anugerah umum dan anugerah khusus berbeda secara esensial ataukah hanya derajatnya saja?
  • Mana di antara kedua anugerah itu yang lebih utama?
  • Apakah anugerah umum mempunyai tujuan yang bebas atau tidak?
  • Apakah anugerah umum dan anugerah khusus mempunyai cakupan sendiri-sendiri-sendiri yang berbeda?[3]


Setidaknya hubungan antara anugerah umum dan anugerah khusus sebagai berikut :

  1. Perlu ditegaskan secara esensi bahwa adanya perbedaan esensial antara anugerah umum dan anugerah khusus. Anugerah khusus adalah anugerah yang supranatural dan spiritual ; anugerah itu menyingkirkan kesalahan dan kecemaran dosa dan menyingkirkan keputusan hukuman itu. Sedangkan Anugerah umum sendiri sifanya natural, dan kendatipun sebagian daripadanya dapat dikaitkan dengan anugerah yang menyelamatkan, anugerah umum tidak menyingkirkan dosa dan membebaskan manusia, tetapi hanya sekedar menahan manifestasi keluar dari dosa dan memberikan moralitas dan kebaikan sosial, susunan masyarakat yang baik, dan kebenaran sipil, perkembangan ilmu pengetahuan dan seni dan sebagainya. Sehingga anugerah umum hanya bekerja dalam kehidupan natural dan bukan dalam jangkauan spiritual.[4]
  2. Mengenai manakah yang terlebih dahulu antara anugerah umum dan anugerah khusus. Jawaban ini sendiri bersifat temporal dan tidak ada satupun anugerah ini dikatakan terlebih dahulu. Kejadian pasal tiga sangat jelas mengungkapkan bahwa kedua anugerah itu bersama-sama segera manusia jatuh ke dalam dosa. Akan tetapi secara logis, maka anugerah khusu jauh lebih tinggi dan utama dan anugerah umum lebih rendah daripada anugerah khusus.[5]
  3. Tujuan dari anugerah khusus adalah mencapai tujuannya sebagian dari karya penebusan Kristus. Dimana anugerah umum sendiri dipakai untuk melayani rencana Allah dalam kehidupan orang pilihan dan pertumbuhan gereja. Tetapi ada tujuan lebih khusus dari anugerah umum, yaitu menerangi dan mengekang segala kekuatan alam untuk melayani manusia dan untuk mengembangkan kekuatan dan bakat masing-masing, supaya manusia dapat memperbesar kekuatannya atas makhluk yang lebih rendah dan akhirnya memuliakan Allah sang Pencipta.[6]
  4. Dalam pengertian tertentu, anugerah khusus mempunyai cakupan sendiri dalam gereja, yaitu terorganisir, walaupun tidak harus terbatas pada hal ini dan anugerah umum beroperasi dalam dunia. Namun sangat penting kita tekankan, masing-masing anugerah ini saling mempengaruhi. Anugerah umum memperkaya gereja dengan berkat-berkatnya; dan gereja meningkatkan buah anugerah umum menjadi tingkatan yang lebih tinggi dengan cara membawa mereka di bawah pengaruh hidup yang sudah diperbarui.[7]


Daftar Pustaka :

Louis Berkhof, Teologi Sistematika 4 : Doktrin Keselamatan, (Surabaya: Momentum, 2010), 52 - 61


-----

[1] Louis Berkhof, Teologi Sistematika 4 : Doktrin Keselamatan, (Surabaya: Momentum, 2010), 52 - 54

[2] Ibid, 52 - 54

[3] Ibid, 58 - 61

[4] Ibid, 58 - 59

[5] Ibid, 60

[6] Ibid, 60

[7] Ibid. 60 - 61

Load comments