Selasa, 01 Maret 2022

Ajaran Alkitabiah mengenai Regenerasi

Salah satu hal terpenting untuk memahami Regenerasi yang Alkitabiah adalah hal penting untuk memahami seberapa penting dan dalamnya Regenerasi yang Tuhan ajarkan di dalam Alkitab. Oleh sebab itu, mari kita memahami Regenerasi yang Alkitabiah yang harus kita miliki dan lakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Alkitab
Alkitab
© Hucklebarry / Pixabay / Alkitab

 

Ajaran Alkitabiah mengenai Regenerasi

Dalam Perjanjian Lama, kita bisa mendapatkan pengajaran bahwa Allah yang menyebabkan perubahan radikal yang diperlukan untuk memampukan manusia yang telah jatuh ke dalam dosa untuk dapat kembali melakukan hal yang benar menurut pandangan-Nya. Ulangan 30:6 sendiri menemukan bahwa pembaruan rohani kita dideskripsikan secara figuratif sebagai sunat terhadap hati. Karena hati sendiri adalah inti rohani dari satu pribadi. Sehingga ayat ini mengajarkan bahwa Allah arus membersihkan diri rohani kita sebelum kita dapat benar-benar mengasihi-Nya. Sehingga seperti yang diungkapkan oleh Yeremia (Yer. 31:33) dan Yehezkiel (Yeh. 36:26; bdk. Yeh. 11:19) mengenai Regenerasi.[1]


Dalam Perjanjian baru, kita diberikan gambaran lebih jelas dan lengkap mengenai karya regenerasi daripada Perjanjian Lama. Seperti apa yang Kristus ajarkan “Demikian setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik” (Mat. 7:17), Ditambah “Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga, akan dicabut dengan akar-akarnya.” (Mat. 15:13). Disini jelas mengimplikasikan bahwa tanam-tanam yang telah ditanam oleh Bapa Sorgawi tidak akan dicabut. Dan disini ada implikasi yang menunjukan kebutuhan akan regenerasi.[2]


Disini kita juga bisa melihat apa yang Yohanes tulis dalam Yohanes 1 : 12 – 13. Dimana dalam hal ini mereka yang percaya kepada Kristus akan menerima hak untuk menjadi anak-anak Allah – tetapi dibalik iman mereka itu terdapat perbuatan mujizat Allah yang dengannya mereka dilahirbarukan secara rohani. Mereka lahir bukan dari manusia, melainkan dari Allah. Bahkan dalam bagian Perjanjian baru ini, kedaulatan karya Allah dalam Generasi sangat jelas di pasal ketiga dalam Injil Yohanes.[3] Bahkan Yohanes juga membuat sejumlah rujukan mengenai Regenerasi dalam Suratnya, misalnya 1 Yohanes 2:29, 1 Yohanes 3:9, 1 Yohanes 4:7, 1 Yohanes 5:1; 1 Yohanes 5:4 dan 1 Yohanes 5:18.[4]


Sebagai ringkasan dan mungkin kita akan pelajari lebih lanjut bahwa Yohanes 3 : 5 sampai 8, kita mempelajari bagaimana pelaku ilahi dalam Regenerasi adalah Roh Kudus, bahwa kehidupan baru yang diterima berbeda secara radikal dari kehidupan biologis biasa, dan meskipun peristiwa regenerasi sangat misterius, kita dapat mengetahui bahwa itu telah terjadi dengan mengamati buahnya.[5]


Paulus juga mengajarkan mengenai “regenerasi” (Palingenesia) yang hanya muncul satu kali, yakni di Titus 3:5. Dimana dalam hal ini, kata “pembaruan oleh Roh Kudus” memberitahukan kita bahwa regenerasi bukan hanya sekedar pemurnian dari dosa tapi juga merupakan suatu pembaruan rohani yang dikerjakan di dalam diri kita oleh Roh dan yang terus berlangsung dalam proses pengudusan.[6] Meskipun hanya di kitab Titus, Paulus juga menuliskan secara kiasan mengenai Regenerasi dalam Efesus 2:5; Efesus 2:10, dan 2 Korintus 5:17.


Petrus juga berbicara mengenai Regenerasi dalam suratnya yang pertama. Dia memakai kata “Anagennao” yang berarti “memperanakan kembali” Khususnya dalam 1 Petrus 1:3. Dimana Petrus mengkaitkan regenerasi dengan kebangkitan Kristus dan harapan kita. Dimana kata Pertus, melalui kebangkitan Kristus dari antara orang mati. Kebangkitan Kristus sungguh merupakan sumber kehidupan rohani kit yang baru, karena Allah menjadikan kita hidup bersama-sama dengan Kristus, kehidupan kita merupakan sharing terhadap kehidupan kebangkitan Kristus.[7]


Dengan penelaahan Alkitab lebih lanjut mengenai regenerasi. Regenerasi merupakan suatu perubahan radikal dari kematian Rohani menjadi kehidupan rohani, yang dikerjakan oleh Roh Kudus – suatu perubahan di mana kita sepenuhnya pasif. Perubahan ini sendiri mencakup suatu perubahan rohani dan natur dalam hidup kita. Merupakan buah dari anugerah Allah yang berdaulat, dan terjadi di dalam kesatuan dengan Kristus. Sehingga berdasarkan ini, kita harus berpegang seara teguh menegaskan bahwa regenerasi ini bukanlah suatu karya di mana manusia bekerja sama dengan Allah, melainkan suatu karya di mana hanya Allah sebagai pelaku tunggalnya.[8]


Sumber Referensi :

Anthony A. Hoekema, Diselamatkan oleh Anugerah, (Surabaya : Momentum, 2017), 124 - 129


----

[1] Anthony A. Hoekema, Diselamatkan oleh Anugerah, (Surabaya : Momentum, 2017), 124 - 125

[2] Ibid, 125

[3] Ibid, 125-126

[4] Ibid, 130 - 131

[5] Ibid, 128

[6] Ibid, 128 - 129

[7] Ibid, 129

[8] Ibid, 132

Load comments