Jumat, 04 Maret 2022

Kelahiran Baru Sepenuhnya Anugerah Allah

Kelahiran kembali adalah karya kreatif Allah. Dengan demikian merupakan suatu karya dimana manusia sepenuhnya pasif, dan dimana tidak ada kerjasama dari manusia sama sekali. Dan sangat penting penekanan bahwa keselamatan sepenuhnya dari Allah. Serta karya kreatif Allah yang menghasilkan kehidupan yang baru. Dimana kelahiran kembali menanamkan prinsip-prinsip hidup baru dalam jiwa, kelahiran baru menyebabkan prinsip-prinsip itu mulai bertindak. Sehingga kelahiran kembali sangat penting dan perlu dalam kekristenan.[1]

Tangan
Ilustrasi Menghayati Ciptaan Allah
© Foto Olehh karamel dari Pixabay / Tangan
  

Kelahiran baru adalah hal yang sangat penting, jika kita ingin melihat dan masuk ke dalam kerajaan Allah. Yesus Kristus berkata bahwa jika seseorang tidak dilahirkan kembali, maka tidak mungkin ia melihat kerajaan kerajaan Allah (Yoh. 3:5). Jadi, salah satu indikator sudah mengalami lahir baru adalah dapat dilihat apakah perhatiannya tertuju kepada hal-hal rohani atau kepada perkara-perkara duniawi.[2] Sehingga disini kita bisa membedakan manakah seseorang yang mengalami kelahiran baru dengan seseorang yang tidak mengalami kelahiran baru.


Kelahiran Baru adalah Sepenuhnya Anugerah Allah

Ketika seorang anak berusia remaja pernah ditanya, apakah saya orang kristen? Ketika menjawab “saya”, pemuda itu ditanya lebih lanjut, apakah saya “seorang Kristen sejati”? Sekali lagi remaja  jawab “ya saya harap demikian.” Terus pertanyaan yang diungkapkan lebih lanjut, apakah seorang Kristen yang “Telah dilahirkan kembali”? Pada waktu itu, lazim untuk menegaskan baik dalam khotbah maupun kesaksian bahwa “Anda harus dilahirkan kembali.”[3]


Memang sebagian besar evangelikal atau injili melakukan penegasan ini, yakni anda harus dilahirkan kembali. Namun harus kita perhatikan bahwa kata “Anda harus dilahirkan kembali” bukanlah kabar baik itu sendiri Hal lainnya adalah bahwa tidak ada satu bagian pun dari Perjanjian Baru yang memberikan kesan bahwa inilah inti dari berita Injil. Namun dalam hal ini, kita tidak boleh begitu saja dihilangkan doktrin kelahiran kembali. Kita harus berbicara lebih dalam mengenai “kelahiran kembali” itu sendiri.[4]


Dalam bagian ekstrim yang berlawanan, traidsi Injili menegaskan :Anda harus dilahirkan kembali” dianggap sebagai perkataan yang sama artinya dengan perintah untuk percaya Kepada Kristus. Itu sesuatu yang memang harus kita lakukan, percaya kepada Kristus. Tetapi dalam Perjanjian Baru, kelahiran baru adalah sesuatu yang Allah berikan.[5] Seperti apa yang kita pakai dalam pengertian sempit dan luas mengenai kelahiran kembali.


Sehingga gambaran semacam ini sangat menyesatkan, jika kita berpatokan pada “Engkau harus lahir baru.” Pernyataan ini sama seperti mengatakan kepada bayi dalam kandungan yang akan lahir “Engkau harus lahir”, atau “Engkau harus keluar dari rahim ibumu.” padahal yang harus secara sadar melahirkan bayi tersebut adalah ibunya, dan bukan perjuangan bayi itu sendiri. Sehingga kelahiran baru ini tidak diusahakan oleh tindakan manusia, tetapi  murni dari anugerah Allah. Seperti dalam Roma. 3:23; 5:12 : 6:23, dan masih banyak ayat lainnya).[6]


Allah Penyebab Utama dalam Kelahiran Baru

Penyebab efisien dalam kelahiran baru adalah Roh Kudus. Seperti apa yang dikatakan oleh Yesus pada Yohanes 3:5. ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk kedalam kerajaan Allah.” Berdasarkan ayat ini, maka kita menyimpulkan bahwa kelahiran baru adalah karya Roh Kudus.[7]


Jadi seorang pengkhotbah atau seorang penginjil sendiri menyangkut regenerasi ini? Dia harus mengkhotbahkan Injil. Khotbah dan pengajaran ini sangat esensial seperti yang diungkapkan dalam Roma 10:14. Jadi seorang pengkhotbah atau penginjil tidak boleh menuntut regenerasi pada diri pendengar, tetapi dia dapat dan harus memanggil mereka untuk beriman kepada Injil dan bertobat dari dosa.[8] Sebab regenerasi biasanya terjadi pada saat khotbah sedang berlangsung, atau pada saat membaca Alkitab. Seperti dalam Kisah Para Rasul 16:14, kita bisa melihat bagaimana regenerasi yang dialami oleh Lidia pada saat dia sedang mendengarkan Injil yang disampaikan oleh Paulus.[9]


Sehingga sebagai pengkhotbah, penginjil, dan pengajar. Kita memang penting untuk mengalami kelahiran kembali, Mengajarkan kelahiran kembali, terlebih penting juga pengajaran Alkitabiah dan Injil yang harus kita khotbahkan. Dari pengajaran yang berdasarkan Injil, pasti ada seseorang yang mengalami kelahiran baru oleh sebab anugerah Allah. Bukan kita menuntut mereka lahir baru, melainkan Allah sendiri yang memberikan anugerahnya kepada kaum pilihannya.


Sumber Referensi :

Anthony A. Hoekema, Diselamatkan oleh Anugerah, (Surabaya : Momentum, 2017), 143 - 144

Louis Berkhof, Teologi Sistematika 4 : Doktrin Keselamatan, (Surabaya : Momentum, 2010), 118

Muriwali Yanto Matalu,  Dogmatika Kristen,  (Malang : Gerakan Kebangunan Kristen Reformed,  2017), 687

Sinclair B. Ferguson, Kehidupan Kristen, (Surabaya : Momentum, 2007), 62 -64


----

[1] Louis Berkhof, Teologi Sistematika 4 : Doktrin Keselamatan, (Surabaya : Momentum, 2010), 118

[2] Muriwali Yanto Matalu,  Dogmatika Kristen,  (Malang : Gerakan Kebangunan Kristen Reformed,  2017), 687

[3] Sinclair B. Ferguson, Kehidupan Kristen, (Surabaya : Momentum, 2007), 62

[4] Sinclair B. Ferguson, Kehidupan Kristen, (Surabaya : Momentum, 2007), 62 -63

[5] Ibid, 63 - 64

[6] Muriwali Yanto Matalu,  Dogmatika Kristen,  (Malang : Gerakan Kebangunan Kristen Reformed,  2017), 688 - 689

[7] Ibid, 689

[8] Anthony A. Hoekema, Diselamatkan oleh Anugerah, (Surabaya : Momentum, 2017), 144

[9] Ibid,143

Load comments