Jumat, 01 April 2022

Pertobatan di dalam Alkitab

Pertobatan adalah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dimana dalam pertobatan, kita akan menerima berkat-berkat Allah, Yeh. 33:11; Yes. 55:7.  terkhusus juga akan masuk ke dalam kerajaan Surga Matius 18:3.[1] Bahkan Calvin sendiri mendeskripsikan Pertobatan ... adalah penyerahan yang sejati dari hidup kita kepada Allah, suatu penyerahan yang muncul dari takut yang murni dan tulus akan Dia; dan pertobatan terdiri dari kematian daging dan manusia lama kita serta hidup yang merupakan karya Roh.[2]

Berdoa dan Bertekun
Ilustrasi Implikasi persatuan dalam Kristus semakin bertekun
© Foto oleh Free-Photos dari Pixabay / Berdoa

 

Sehingga dalam hal ini, kita akan mempelajari pertobatan dari dalam Alkitab, apakah itu pertobatan dan dasar-dasar mengapa seseorang perlu namanya pertobatan!

 

Pertobatan dalam Alkitab

Kata yang dipakai dalam pertobatan di dalam Perjanjian lama adalah nicham dan Shubh. Nicham, bentuk niphal dari nacham, berarti penyesalan , penyesalan, yang tergerak oleh belas kasihan, atau bertobat dari perbuatan yang salah. Sert sering dipakai Allah untuk mengindikasikan suatu dipakai Allah untuk mengindikasikan suatu perubahan atau kemungkinan perubahan dalam rencana-rencana-Nya; Kejadian 6:6-7, Keluaran 32:12, 14; Ulangan 32:36; Hakim-Hakim 2:18. Tetapi dalam arti lain juga dipakai untuk mendeskripsikan penyesalan atas dosa di dalam diri manusia; Hakim-Hakim 21:6, 15, Ayub 42; 6; Yeremia 8:6; 31:19.[3]


Kata yang lain adalah kata Shubh. Yang berarti berbalik, pergi ke arah yang berlawanan. Kata ini menyatakan fakta bahwa pertobatan berarti perubahan dalam arah, dari jalan yang salah ke jalan yang benar. 1 Raj. 8:35, Ayb. 36:10, Yes. 59:20, Yeh. 3:19, Neh 9:35. Secara positif kata Shubh berarti berbalik kepada Allah; Mazmur 51:15, Yes. 10:21; Yer. 4:1; Hos. 14:1; Amos 4:8; Maleakhi 3:7. [4]


Kata yang dipakai dalam pertobatan di dalam Perjanjian Baru adalah metanoia dan epistrepho. Kata kerja yang berhubungan dengan metanoia adalah metanoeo, kata ini biasanya dipakai untuk menerjemahkan nicham dalam Septuaginta. Dan epistrepho biasanya dipakai untuk menerjemahkan kata shucb dalam septuaginta.[5]


Kata Metanoeo dan metanoia memiliki makna yang lebih kata. Dimana secara harfiah, metanoia berarti perubahan pikiran atau hati. Dimana metanoia mencakup lebih banyak aspek daripada sekedar penyesalan atas dosa. Bahkan metanoia sendiri mencakup perubahan dari satu pribadi secara utuh, dan di dalam penampilan kehidupannya. Bahkan metanoia sendiri mencakup suatu perubahan dari satu pribadi secara utuh, dan di dalam penampilan kehidupannya.[6]


Kata kedua adalah kata Epistrepho dan kata kerjanya Epistrepho hanya dipakai sekali di dalam Kisah Para Rasul 15:3. Arti dari kata ini sendiri adalah mendeskripsikan suatu tindakan berbalik dari dosa kepada Allah. Seperti di dalam “berbalik kepada Allah” (Epi ton Theon, Kis. 15:19, pros ton theon, 1 Tes. 1:9), dan “Sekarang kamu telah kembali kepada Gembala dan pemelihara jiwamu,” (1 Ptr. 2:25). Dan mungkin kata Epistrepho paling tegas digunakan dalam Kisah Para Rasul 26:18.[7]


Dengan demikian, epistrepho mendeskripsikan suatu perubahan total di dalam perilaku, suatu pembalikan gaya hidup seseorang, dan suatu gerakan berputar kembali sepenuhnya. Secara negatif, kata ini memiliki arti suatu tindakan berbalik dari jalan-jala yang balik (Kis. 3:26), atau berbalik dari kesalahan-kesalahan di jalan itu (Yak. 5:20). Secara positif, kata ini mendeskripsikan suatu tindakan berbalik kepada Allah (Luk. 1:16; Kis. 9:35; 11:21; 2 Kor. 3:16), atau berbaliknya hati para bapa kepada anak-anak mereka, dan hati orang-orang durhaka kembali kepada pikiran orang-orang benar. (Luk 1:17).[8]

 

Sumber Referensi :

Berkhof, Louis, Teologi Sistematika 4 : Doktrin Keselamatan, (Surabaya : Momentum, 2010), 174

Ferguson, Sinclair B., Kehidupan Kristen, (Surabaya : Momentum, 2007), 93

Hoekema, Anthony A. , Diselamatkan oleh Anugerah, (Surabaya : Momentum, 2017), 162 - 163


------

[1] Louis Berkhof, Teologi Sistematika 4 : Doktrin Keselamatan, (Surabaya : Momentum, 2010), 174

[2] Sinclair B. Ferguson, Kehidupan Kristen, (Surabaya : Momentum, 2007), 93

[3] Anthony A. Hoekema, Diselamatkan oleh Anugerah, (Surabaya : Momentum, 2017), 162 - 163

[4] Ibid, 163

[5] Ibid, 163

[6] Ibid, 164-165

[7] Ibid, 166

[8] Ibid, 167

Load comments